Minggu, November 27

karena beliau pun mengingatnya...

karena beliau pun mengingatnya...

oleh Nur Chamidah pada 18 November 2011 jam 14:01
 Orang bilang anakku seorang aktivis, dengan segudang aktivitas yang disebutnya amanah umat.
Orang bilang anakku seorang aktivis, tapi bolehkah aku sampaikan padamu nak? menurut Ibu, engkau hanya seorang putra kecil ibu yang lugu.

Anakku, sejak mereka bilang engkau seorang aktivis, ibu mematut diri menjadi ibu seorang aktivis. Dengan segala kesibukkanmu, ibu berusaha mengerti betapa engkau ingin agar waktumu terisi dengan sesuatu yang bermanfaat. Ibu sungguh mengerti itu nak, tapi apakah menghabiskan waktu dengan ibumu ini adalah sesuatu yang sia-sia? Sungguh setengah dari umur ibu telah ibu habiskan untuk membesarkan dan menghabiskan waktu bersamamu nak, tanpa pernah ibu berfikir bahwa itu adalah waktu yang sia-sia.

Anakku, kita memang berada disatu atap, di atap yang sama saat dulu engkau bermanja dengan ibumu ini. Tapi kini dimanakah rumahmu nak? ibu tak lagi melihat jiwamu di rumah ini. Sepanjang hari ibu tunggu kehadiranmu dirumah, dengan penuh doa agar Allah senantiasa menjagamu. Larut malam engkau kembali dengan wajah kusut. Mungkin tawamu telah habis hari ini, tapi ibu berharap engkau sudi mengukir senyum untuk ibu yang begitu merindukanmu. Lagi-lagi ibu terpaksa harus mengerti, bahwa engkau begitu lelah dengan segala aktivitasmu hingga tak mampu lagi tersenyum untuk ibu. Atau jangankan untuk tersenyum, sekedar untuk mengalihkan pandangan pada ibumu saja, katamu sedang sibuk mengejar deadline. Padahal, andai kau tahu, ibu ingin sekali mendengar segala kegiatanmu hari ini, ingin mendengar cerita ceriamu hari ini, memastikan engkau baik-baik saja, memberi sedikit nasehat yang ibu yakin engkau pasti lebih tahu. Ibu memang bukan aktivis sekaliber engkau nak, tapi bukankah aku ini ibumu? yang 9 bulan waktumu engkau habiskan didalam rahimku.

Anakku, ibu mendengar engkau sedang begitu sibuk. Nampaknya engkau begitu mengkhawatirkan nasib organisasimu, engkau mengatur segala strategi untuk mengkader anggotamu. Engkau nampak amat peduli dengan semua itu, ibu bangga padamu. Namun, sebagian hati ibu mulai bertanya, kapan terakhir engkau menanyakan kabar ibumu ini nak? Apakah engkau mengkhawatirkan ibu seperti engkau mengkhawatirkan keberhasilan acaramu? kapan terakhir engkau menanyakan keadaan adik-adikmu? Apakah adik-adikmu ini tidak lebih penting dari anggota organisasimu nak?

Anakku, ibu sungguh sedih mendengar ucapanmu. Saat engkau merasa sangat tidak produktif ketika harus menghabiskan waktu dengan keluargamu. Memang nak, menghabiskan waktu dengan keluargamu tak akan menyelesaikan tumpukan tugas yang harus kau buat, tak juga menyelesaikan berbagai amanah yang harus kau lakukan. Tapi bukankah keluargamu ini adalah tugasmu juga nak? bukankah keluargamu ini adalah amanahmu yang juga harus kau jaga nak?

Anakku, ibu mencoba membuka buku agendamu. Buku agenda sang aktivis. Jadwalmu begitu padat nak, ada rapat disana sini, ada jadwal mengkaji, ada jadwal bertemu dengan tokoh-tokoh penting. Ibu membuka lembar demi lembarnya, disana ada sekumpulan agendamu, ada sekumpulan mimpi dan harapanmu. Ibu membuka lagi lembar demi lembarnya, masih saja ibu berharap bahwa nama ibu ada disana. Ternyata memang tak ada nak, tak ada agenda untuk bersama ibumu yang renta ini. Tak ada cita-cita untuk ibumu ini. Padahal, andai saja engkau tahu nak, sejak kau ada di rahim ibu tak ada cita dan agenda yang lebih penting untuk ibu selain cita dan agenda untukmu, putra kecilku..

Kalau boleh ibu meminjam bahasa mereka, mereka bilang engkau seorang organisatoris yang profesional. Boleh ibu bertanya nak, dimana profesionalitasmu untuk ibu? dimana profesionalitasmu untuk keluarga? Dimana engkau letakkan keluargamu dalam prioritas yang kau buat?

Mungkin, waktumu terlalu mahal nak. Sampai-sampai ibu tak lagi mampu untuk membeli waktumu agar engkau bisa bersama ibu..

Bukan judgement bahwa seorang aktivis sering melupakan satu amanah terpenting untuk keluarga mereka, karena saya yakin, aktivis yang paham, mereka pasti mengamalkan dan melaksanakan semua aturan dan ajaran ini secara kaffah.  semoga bisa menjadi satu tamparan dan pemantik kita untuk lebih mengingat lagi posisi kita dalam keluarga.
Di kampus aktivis? betul. Namun, dalam keluarga, kita adalah tetap seorang anak yang harus bisa membagi prioritas dan membagi perhatian untuk orang terkasih.
Waktu dan ketetapan Allah tak mundur sedetik dan tak maju sedetik pun. Dan hingga saat itu datang, jangan sampai yang tersisa hanyalah penyesalan. Tentang rasa cinta untuk mereka yang juga masih malu tuk diucapkan. Tentang rindu kebersamaan yang terlambat teruntai. Sampaikanlah dan nyatakanlah cinta dan kasih sayang mu untuk mereka.
Untuk mereka yang kasih sayangnya tak kan pernah putus, untuk mereka sang penopang semangat juang kita. Saksikanlah Ibu, Ayah, tak ada yang lebih berarti dari ridhamu atas segala aktivitas yang ananda lakukan ini. Karena tanpa ridhamu, Mustahil kuperoleh ridha-Nya

Selasa, November 22

CATATAN IBU SEORANG AKTIVIS

"Dimana rumahmu Nak? Orang bilang anakku seorang aktivis. Kata mereka namanya tersohor dikampusnya sana. Orang bilang anakku seorang aktivis. Dengan segudang kesibukan yang disebutnya amanah umat. Orang bilang anakku seorang aktivis. Tapi bolehkah aku sampaikan padamu nak? Ibu bilang engk...au hanya seorang putra kecil ibu yang lugu. 
Anakku,sejak mereka bilang engkau seorang aktivis ibu kembali mematut diri menjadi ibu seorang aktivis. Dengan segala kesibukkanmu, ibu berusaha mengerti betapa engkau ingin agar waktumu terisi dengan segala yang bermanfaat. Ibu sungguh mengerti itu nak, tapi apakah menghabiskan waktu dengan ibumu ini adalah sesuatu yang sia-sia nak? Sungguh setengah dari umur ibu telah ibu habiskan untuk membesarkan dan menghabiskan waktu bersamamu nak, tanpa pernah ibu berfikir bahwa itu adalah waktu yang sia-sia. 

Anakku, kita memang berada disatu atap nak, di atap yang sama saat dulu engkau bermanja dengan ibumu ini. Tapi kini dimanakah rumahmu nak? ibu tak lagi melihat jiwamu di rumah ini. Sepanjang hari ibu tunggu kehadiranmu di rumah, dengan penuh doa agar Allah senantiasa menjagamu. Larut malam engkau kembali dengan wajah kusut. Mungkin tawamu telah habis hari ini, tapi ibu berharap engkau sudi mengukir senyum untuk ibu yang begitu merindukanmu. Ah,lagi-lagi ibu terpaksa harus mengerti, bahwa engkau begitu lelah dengan segala aktivitasmu hingga tak mampu lagi tersenyum untuk ibu. Atau jangankan untuk tersenyum, sekedar untuk mengalihkan pandangan pada ibumu saja engkau enggan, katamu engkau sedang sibuk mengejar deadline. Padahal, andai kau tahu nak, ibu ingin sekali mendengar segala kegiatanmu hari ini, memastikan engkau baik-baik saja, memberi sedikit nasehat yang ibu yakin engkau pasti lebih tahu. Ibu memang bukan aktivis sekaliber engkau nak, tapi bukankah aku ini ibumu? yang 9 bulan waktumu engkau habiskan di dalam rahimku..

Anakku, ibu mendengar engkau sedang begitu sibuk nak. Nampaknya engkau begitu mengkhawatirkan nasib organisasimu, engkau mengatur segala strategi untuk mengkader anggotamu. Engkau nampak amat peduli dengan semua itu, ibu bangga padamu. Namun, sebagian hati ibu mulai bertanya nak, kapan terakhir engkau menanyakan kabar ibumu ini nak? Apakah engkau mengkhawatirkan ibu seperti engkau mengkhawatirkan keberhasilan acaramu? kapan terakhir engkau menanyakan keadaan adik-adikmu nak? Apakah adik-adikmu ini tidak lebih penting dari anggota organisasimu nak? 

Anakku, ibu sungguh sedih mendengar ucapanmu. Saat engkau merasa sangat tidak produktif ketika harus menghabiskan waktu dengan keluargamu. Memang nak, menghabiskan waktu dengan keluargamu tak akan menyelesaikan tumpukan tugas yang harus kau buat, tak juga menyelesaikan berbagai amanah yang harus kau lakukan. Tapi bukankah keluargamu ini adalah tugasmu juga nak? bukankah keluargamu ini adalah amanahmu yang juga harus kau jaga nak? 

Anakku, ibu mencoba membuka buku agendamu. Buku agenda sang aktivis. Jadwalmu begitu padat nak, ada rapat disana sini, ada jadwal mengkaji, ada jadwal bertemu dengan tokoh-tokoh penting. Ibu membuka lembar demi lembarnya, disana ada sekumpulan agendamu, ada sekumpulan mimpi dan harapanmu. Ibu membuka lagi lembar demi lembarnya, masih saja ibu berharap bahwa nama ibu ada disana. Ternyata memang tak ada nak, tak ada agenda untuk bersama ibumu yang renta ini. Tak ada cita-cita untuk ibumu ini. Padahal nak, andai engkau tahu sejak kau ada di rahim ibu tak ada cita dan agenda yang lebih penting untuk ibu selain cita dan agenda untukmu, putra kecilku.. Kalau boleh ibu meminjam bahasa mereka, mereka bilang engkau seorang organisatoris yang profesional. Boleh ibu bertanya nak, dimana profesionalitasmu untuk ibu? dimana profesionalitasmu untuk keluarga? Dimana engkau letakkan keluargamu dalam skala prioritas yang kau buat? Ah, waktumu terlalu mahal nak. Sampai-sampai ibu tak lagi mampu untuk membeli waktumu agar engkau bisa bersama ibu.. 

Setiap pertemuan pasti akan menemukan akhirnya. Pun pertemuan dengan orang tercinta, ibu, ayah, kaka dan adik. Akhirnya tak mundur sedetik tak maju sedetik. Dan hingga saat itu datang, jangan sampai yang tersisa hanyalah penyesalan. Tentang rasa cinta untuk mereka yang juga masih malu tuk diucapkan .Tentang rindu kebersamaan yang terlambat teruntai. Untuk mereka yang kasih sayangnya tak kan pernah putus, untuk mereka sang penopang semangat juang ini. Saksikanlah,bahwa tak ada yang lebih berarti dari ridhamu atas segala aktivitas yang kita lakukan.Karena tanpa ridhamu,Mustahil kuperoleh ridhaNya..." -inspirasi dr tulisan seorang sahabat- (dg sedikit gubahan)

Senin, November 21

Hargai apa yang kita miliki

Hargai Apa Yang Kita Miliki
Ditulis oleh: Anne Ahira
Saftia, (renungan)
Pernahkah Saftia mendengar kisah Helen Kehler?
Dia adalah seorang perempuan yang dilahirkan
dalam kondisi buta dan tuli.

Karena cacat yang dialaminya, dia tidak bisa
membaca, melihat, dan mendengar. Nah, dlm
kondisi seperti itulah Helen Kehler dilahirkan.

Tidak ada seorangpun yang menginginkan
lahir dalam kondisi seperti itu. Seandainya
Helen Kehler diberi pilihan, pasti dia akan
memilih untuk lahir dalam keadaan normal.

Namun siapa sangka, dengan segala
kekurangannya, dia memiliki semangat hidup
yang luar biasa, dan tumbuh menjadi seorang
legendaris.

Dengan segala keterbatasannya, ia mampu
memberikan motivasi dan semangat hidup
kepada mereka yang memiliki keterbatasan
pula, seperti cacat, buta dan tuli.

Ia mengharapkan, semua orang cacat seperti
dirinya mampu menjalani kehidupan seperti
manusia normal lainnya, meski itu teramat sulit
dilakukan.

Ada sebuah kalimat fantastis yang pernah
diucapkan Helen Kehler:

    "It would be a blessing if each person
     could be blind and deaf for a few days
     during his grown-up live. It would make
     them see and appreciate their ability to
     experience the joy of sound".


Intinya, menurut dia merupakan sebuah anugrah
bila setiap org yang sudah menginjak dewasa
itu mengalami buta dan tuli beberapa hari saja.

Dengan demikian, setiap orang akan lebih
menghargai hidupnya, paling tidak saat
mendengar suara!

Sekarang, coba Saftia bayangkan sejenak....

......Saftia menjadi seorang yang buta
dan tuli selama dua atau tiga hari saja!

Tutup mata dan telinga selama rentang waktu
tersebut. Jangan biarkan diri Saftia melihat
atau mendengar apapun.

Selama beberapa hari itu Saftia tidak bisa
melihat indahnya dunia, Saftia tidak bisa
melihat terangnya matahari, birunya langit, dan
bahkan Saftia tidak bisa menikmati musik/radio
dan acara tv kesayangan!

Bagaimana Saftia? Apakah beberapa hari cukup berat?
Bagaimana kalau dikurangi dua atau tiga jam saja?

Saya yakin hal ini akan mengingatkan siapa saja,
bahwa betapa sering kita terlupa untuk bersyukur
atas apa yang kita miliki. Kesempurnaan yang ada
dalam diri kita!

Seringkali yang terjadi dalam hidup kita adalah
keluhan demi keluhan.... Hingga tidak pernah
menghargai apa yang sudah kita miliki.

Padahal bisa jadi, apa yang kita miliki merupakan
kemewahan yang tidak pernah bisa dinikmati
oleh orang lain.  Ya! Kemewahan utk orang lain!

Coba Saftia renungkan, bagaimana orang yang
tidak memiliki kaki? Maka berjalan adalah sebuah
kemewahan yang luar biasa baginya.

Helen Kehler pernah mengatakan, seandainya ia
diijinkan bisa melihat satu hari saja, maka ia yakin
akan mampu melakukan banyak hal, termasuk
membuat sebuah tulisan yang menarik.

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, jika kita
mampu menghargai apa yang kita miliki, hal-hal
yang sudah ada dalam diri kita, tentunya kita akan
bisa memandang hidup dengan lebih baik.

Kita akan jarang mengeluh dan jarang merasa susah!
Malah sebaliknya, kita akan mampu berpikir positif
dan menjadi seorang manusia yang lebih baik.

Selasa, Oktober 11

Qudwah Hasanah....

Keteladanan Kunci Pendidikan Sepanjang Masa
By: Saftia Wulandari

Kita tahu bahwa tak seorang pun lahir ke dunia ini langsung pintar. Walaupun ia seorang putra dari seorang profesor, dokter dan lainnya. Semua makhluk hidup, lahir dalam keadaan lemah, tak berdaya, dan tidak mengerti apa-apa. Terkecuali  kisah Nabi Isa, dimana ia memiliki mukjizat dapat berbicara meski ia masih di buaian ibunya. Orang-orang besar yang kita jumpai sekarang semuanya berangkat dari ketidaktahuan. Semua berawal dari tidak mengerti apa-apa. Telah dijelaskan dalam QS. An-Nahl: 78 yang artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahi sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
Berawal dari ketidaktahuan maka kita hidup di dunia ini membutuhkan sebuah keteladanan, keteladan dalam berbuat baik. Sering dalam hidup kita berbicara tentang keteladanan. Keteladanan, suatu kata simple, mudah, namun masih jarang kita kerjakan atau dapatkan di masa-masa sekarang. Keteladan sangatlah kita butuhkan di semua sisi kehidupan, baik berkaitan dengan diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitar, sekolah, masyarakat, umat, negara dan bangsa. Tetapi dewasa ini, keteladan sudah mulai berkurang sehingga tatanan negara, bangsa, umat, dan keluarga akhir-akhir menjadi bobrok, terpuruk bahkan dikatakan sangat buruknya.
 “Barang siapa yang memberikan contoh yang baik dalam Islam maka baginya pahala atas perbuatan baiknya dan pahala orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat. Yang demikian itu tidak menghalangi pahala orang-orang yang mengikutinya sedikitpun. Dan barang siapa yang memberikan contoh yang buruk didalam Islam maka baginya dosa atas perbuatannya dan dosa orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat. Yang demikian itu tanpa mengurangi sedikitpun dosa orang-orang yang mengikutinya” (HR Muslim)
Belajar dari hadist diatas, kita lebih tahu arti lain dari sebuah keteladanan. Keteladanan diartikan sama dengan investasi jangka panjang yang sangat penting. Memberi teladan yang baik, sama artinya menabung untuk hari esok di akhirat dengan tabungan yang tanpa batas. Selama orang lain masih mengikuti contoh yang telah diberikan, maka selama itu orang yang memberi contoh tersebut mendapatkan balasan kebaikannya. Bahkan, seluruh kebaikan yang kita lakukan, tidak lain adalah tabungan yang kita simpan di sisi Allah, yang akan dikembalikan secara utuh.
Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an, yang artinya, "Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapatkan pahalanya di sisiAllah." (QS. Al-Baqarah: 110).
Keteladan bagi kita sangatlah penting, karena dengan keteladan seorang ayah dan ibu yang baik, maka sang anak bisa menjadi anak yang shaleh, berbakti dan mampu menyenangkan kedua orangtuanya. Karena keteladanan seorang guru dan pengajar, seorang murid mampu dididik menjadi pelajar yang tidak hanya pintar dalam hal akademi namun berbudi luhur. Karena keteladanan seorang pimpinan di instansi, seorang bawahan akan mengerti cara-cara bekerja yang baik dan efektif untuk melayani kepentingan masyrakat. Karena keteladanan pulalah dari seorang dai , umat akan merasakan langsung aplikasi dari semua ceramah ataupun taujih yang telah disampaikan oleh dai tersebut. Karena keteladanan pulalah dari seorang pemimpin, maka rakyat akan bersemangat dalam membangun bangsanya menyongsong pembangunan di era sekarang. Terkadang, tidak dibutuhkan sesuatu yang sulit untuk memberi contoh kepada orang lain selain modal Keteladanan.
Sesudah semua uraian di atas, tinggallah bagaimana setiap kita memulai menjadi teladan yang baik, dalam lingkup apapun. Segalanya harus dimulai dari diri sendiri. Banyak cara untuk bisa menjadi teladan. Tetapi menjadi teladan, tidak sama dengan ingin menjadi segala-galanya. Menjadi teladan, artinya seseorang berusaha untuk memberikan contoh yang baik, dalam  berbagai sisi kehidupan. Dengan tetapmenjaga kehormatan diri tanpa menyombongkan dan merendahkan diritanpa harus menghinakan. Teladan yang baik, tidak akan pernah bosan untuk membaca dan mengaca ke dalam dirinya sendiri. Bercermin pada hati nuraninya, sebagai cermin yang paling jujur serta memohon ridha dan taufik kepada Allah swt.
Marilah kita contoh kepada Junjungan kita, Rasulullah SAW, beliau tidak hanya mengajarkan para sahabatnya dan sampai kita sekarang dengan kata-kata belaka, tapi beliau sendiri langsung mempraktekkannya sendiri..Apa-apa yang beliau katakan adalah apa-apa yang beliau kerjakan langsung. Itu sebabnya kenapa ajaran Islam ini begitu berpengaruh dan mengakar kepada para sahabat-sahabat pilihan Rasul karena mereka sendiri saksi dari seorang yang menjadi Suri tauladan bagi mereka. Rasul memberikan keteladanan sebagai seorang pribadi muslim (tegas kepada kebenaran dan keadilan, lemah lembut kepada sesama muslim, namun bisa tegas ketika aqidahnya dipermainkan), juga bentuk keteladanan beliau sebagai seorang suami, seorang ayah, seorang dai, seorang pimpinan perang, seorang imam masjid dan keteladanan sebagai seorang pemimpin umat. Sungguh tidak ada bandingannya jika kita mencari seorang manusia sempurna, kecuali kita mendapati Rasul sebagai seorang sosok paripurna yang menjelaskan kepada kita bahwa keteladanan adalah salah satu kunci beliau dalam semua aspek.

We Are ThE mAster....... :D


Tujuh kata kunci menjadi The Master
Etoser 2010….. “We are the master…..”
Sebuah jargon yang dirintis dan menjadi cirri karakteristik Etoser 2010.
Sebuah kalimat yang begitu bermakna bagi Etoser 2010.
Sebuah ungkapan yang merupakan sebuah doa dan harapan untuk Etoser 2010.
_Itulah jargon Etoser 2010 yang selalu menjadi pengemangat kita. Sebelum terintis jargon “We are the master” kita telah menggemparkan setiap acara Etoa dengan jargon “Ready to be master”. Proses terbentuknya jargon yang satu ini melibatkan banyak inspirasi dari teman-teman Etoser 2010. Tanpa sadar tercetus jargon “Ready to be master”. Jargon tersebut sudah menjadi karakteristik Etoser 2010. Satu bulan jargon telah membekas dalam diri kita. Menjelang Penerimaan Etoser Baru 2010, saat kami ttelah bersiap dan pikiran terfokus dengan pensi, kita memboomingkan jargon “ Ready to be master” di jaringan dunia maya, facebook. Satu komentar yang sempat hanya dijadikan sebagai lelucon saja, tetapi setelah kita resapi bahwa benar juga apa yang dikomentarkan dengan jargon kita. Kakak kami mengomentari “Ready….terus, Kapan bertempurnya?”… Kemudian sebelum upacara Penerimaan Etoser Baru 2010 kami sepakat untuk mengubah dan memperbarui jargon kita. Berbagai inspirasi dan masukan teman-teman Etoser 2010 menbulatkan tekad dan tujuan kita. Akhirnya tercetuslah jargon yang akan selalu mewarnai kegembiraan, kebersamaan, ukhuwah dan kebahagiaan event-event Etos Semarang. Jargon yang kan selalu menggemparkan setiap event-event kita. Etoser 2010 “ We are the master”.
_Kadang dalam benak kita dan di sekeliling kita muncul sebuah pertanyaan yang sepele, “apa sih itu “the master”? …
_“We are the master”_ secara sekilas diartikan bahwa “kita adalah seorang master”. Etoser 2010 memiliki sebuah impian dan harapan dimana kita adalah seorang master. Master dalam bidangnya masing-masing sesuai dengan potensi dan kapasitas yang dimiliki dari setiap etoser, khususnya etoser 2010. “We are the master”, kitalah seorang pribadi sukses yang berprestasi ditengah keterbatasan yang berasal dari pribadi biasa menjadi luar biasa. Teringat akan sebuah kalimat yang tertuliskan di lembar buku “Zero to Hero” karya Bang Solikhin Abu ‘Izzuddin bahwa “Berprestasi di tengah keterbatasan adalah sebuah kepahlawanan dalam bentuk yang lain (HM. Anis Matta, Lc.). Kita yang awalnya biasa-biasa saja akan menjadi luar biasa karena kita Etoser. Yakin Bisa Pasti Bisa. Jujur, Disiplin dan Kerja Keras. Kita memiliki sebuah harapan akan menjadi seorang pahlawan yang sejati. Pahlawan sejati yang akan hadir untuk berkarya. Kita memiliki waktu yang sama. Sama sedikitnya. Yang berbeda bagaimana caranya mengelolanya, memanfaatkan dan mengisinya. Kita kan selalu berpikir untuk berkarya.
_Kita akui, kita orang biasa. Banyak keterbatasan, kekurangan, kelemahan, kegagalan, kemalasan de el el. Itu bukan masalah bagi kita. Bagaimana di tengah keterbatasan itu kita dahsyatkan diri agar lahir prestasi tinggi. Itulah kepahlawanan sejati. Pahlawan sejati yang akan menjdi karakteristik Etoser 2010. Pahlawan sejati yang sukses. Dimana bila kita ingin sukses, dibutuhkan sebuah keberanian yang mengharuskan kita untuk menghilangkan kata takut dari kamus kita. Berani sukses harus berani gagal. Berani unggul harus siap jatuh. Berani menang harus siap kalah. Kuncinya adalah berani, jangan takut melangkah dan buang kata “terpaksa” dari hidup kita.
_Kita Etoser 2010 “the master” adalah pahlawan sejati yang harus memiliki dan bersungguh-sungguh mewujudkan, tertanam dalam diri kita “Mudzakirat Syaikhut Tarbiyah K.H. Rahmat Abdullah _Tujuh Kata Kunci_”. Tujuh kata kunci untuk mendahsyatkan potensi diri yang biasa menjadi luar biasa, mendahsyatkan diri meraih prestasi luar biasa. Tujuh kata kunci itulah inspirasi yang harus kita tanamkan dalam diri kita, “the master” para pahlawan sejati, mujahid rabbani.
_Kita harus memiliki tujuh kata kunci yang merupakan pesan dari K.H. Rahmat Abdullah, yaitu:
-          Atsbatuhun mauqiifan… yang paling kokoh atau tsabat sikapnya, dengan memiliki keteguhan prinsip dan kekokohan sikap.
-          Arhabuhum shadran… yang paling lapang dadanya. Menjadi sukses bukan semata-mata berkibar di puncak prestasi, tetapi mampu menggunakan hati untuk melihat apa dan siapa di sekitar kita.
“Jadilah engkau seperti pohon mangga. Mereka melemparimu dengan batu tetapi engkau membalasnya dengan buah”.
-          A’maquhun fikran… yang paling dalam pemikirannnya. Orang sukses, berprestasi luar biasa karena kedalaman pemikirannya mengambil pelajaran dan ibrah dari sekitarnya.
-          Ausa’uhum nazharan… yang paling luas cara pandangnya. Open your self, open your eyes, open your heart, ketahuilah bahwa dunia bukan sesempit daun kelor. Open your eyes, heart, mind agar seluas lautan. Jadilah kita pribadi yang prestatif, dimanapun posisi kita.
-          Ansyatuhum ‘amalan… yang paling rajin amal-amalnya. Menjadi pahlawan berarti berani memilih jalan. Jalan kesulitan, bukan jalan kemudahan. Menyukai tantangan. Tantangan terbesar kita adalah istiqomah dalam melangkah dan enjoy dalam dakwah dan ibadah. Keseriusan dan rajin itulah yang mengantarkan seseorang pada derajat mulia dengan surge sebagai balasannya. Sukses berarti menjadi terbaik dimanapun kondisinya, big is powerfull, medium is wonderfull, dan small is beautiful.
-          Aslabuhum tanzhiman… yang paling solid penataan organisasinya, Kunci sukses adalah pengorganisasian kebaikan untuk kemenangan.
-          Aktsaruhum naf’an… yang paling banyak manfaatnya.”Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya (HR. Tirmidzi).
Kitalah Etoser 2010
            “We are the master”……………
Jadilah THE MASTER………….......
YAKIN BISA PASTI BISA ………………..


Minggu, Oktober 9

Biar Qur’An yang menjawab semua…



1. (Kenapa aku diuji?)
Qur’an Menjawab: Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (Al Ankabuut: 2)

... 2. (Kenapa aku tidak diuji saja dengan hal-hal yang baik terus?)
Qur’an Menjawab: … boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Al Baqarah: 216)

3. (Kenapa aku diberi ujian seberat ini?)
Qur’an Menjawab: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Level Keimanan) ... (Al Baqarah: 286)

4. (Bolehkah aku frustasi dan minder ber-Islam?)
Qur’an Menjawab: Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (Ali Imron: 139)

5. (Bolehkah aku berputus asa?)
Qur’an Menjawab: … dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (Yusuf: 87)

6. (Bagaimana cara menghadapi ujian hidup ini?)
Qur’an Menjawab: Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (Al Baqarah: 45)

7. (Bagaimana menguatkan hatiku?)
Qur’an Menjawab: … Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal… (At Taubah: 129)

8. (Apa yang kudapat dari semua ujian ini?)
Qur’an Menjawab: Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka… (At Taubah: 111)

Sabtu, Oktober 8

 Bapak,,,, Emak,,,,,, i love u....... 
i miss u ....... :)
Doakan ananda dalam perjuangan ini ........

Selasa, September 27

JANGAN MATIKAN SEBELUM HAFAL QUR'AN

oleh Yusuf Mansur Network pada 26 September 2011 jam 5:38
 
Tepatnya tanggal 5 Oktober 2008 – seorang gadis kecil Indonesia mengalami musibah yang luar biasa di negeri antah berantah nan jauh  - Syria. Dia terjatuh dari ketinggian sekiar 15 meter dan terbanting-banting di anak tangga ampiteater Roma di Busrah. Akibat kecelakaan ini gadis kecil tersebut mengalami pendarahan otak yang sangat hebat, dia harus menjalani berbagai pembedahan otak dan merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya sampai berbulan-bulan kemudian.  Pada saat pendarahan masih menguasai otaknya sehingga kesadarannya timbul tenggelam, gadis kecil ini lirih berdoa :

"Ya Allah, jangan matikan aku sebelum aku selesai menghafal Al-Qu’ran...".

Dengan tekad yang luar biasa inilah gadis kecil tersebut berjuang melawan sakit di kepala yang tidak kunjung henti, terkadang dia harus menjeduk-jedukkan kepalanya di tempat tidur untuk mengimbangi rasa sakit yang sangat di dalam kepalanya.

Beratnya komitmen untuk menghafal Al-Qur’an yang dialami oleh gadis kecil ini juga jauh diatas beban manusia pada umumnya, betapa frustasinya dia ketika hafalan ayat-ayat Al-Qur’an seolah timbul tenggelam di kepalanya silih berganti dengan rasa sakit yang bisa tiba-tiba muncul kapan saja. Tetapi dia terus  belajar dan terus menghafal nyaris tanpa henti, dia hanya berhenti menghafal ketika sakit kepalanya sudah tidak tahan lagi.

Allah dan para malaikatNya  rupanya menyaksikan betapa kuatnya niat gadis kecil ini untuk menghafal Al-Qur’an, pada bulan Mei 2010 oleh ustadzah-nya dia dibimbing untuk menyelesaikan ujian tahfiz setengah Al-Qur’an (15 Juz) dengan seorang syeikh Qura di Damascus.

Gadis kecil ini-pun lulus dan memperoleh syahadah (ijazah) sanad bacaan Al-Qur’an yang sampai kepada Ali bin Abi Talib Radhiallahu 'Anhu, dan tentu saja sampai kepada Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam.

Tidak berhenti di sini, gadis kecil tersebut mencanangkan niatnya untuk menyelesaikan hafalan Al-Qur’an penuh 30 juz pada Ramdhan 1432 H. Maka target ini hanya meleset kurang lebih 3 pekan ketika pada  tanggal 19 Syawwal 1432 H /19 September 2011 kemarin gadis kecil ini menyelesaikan hafalannya yang 30 juz, diiringi sujud syukur orang tuanya. Allahu Akbar…

Atas permintaan kedua orang tuanya yang tawadhu’, saya tidak bisa ungkapkan nama gadis kecil ini.  Tetapi bagi para gadis kecil – gadis kecil lainnya yang belajar Al-Qur’an di Madrasah Al-Qur’an Daarul Muttaqiin Lil-Inaats (Pesantren Putri) – Jonggol, gadis kecil penghafal Al-qur’an ini kini menjadi salah satu guru atau mudarrisah ( ustadzhah) mereka.

Bahkan bukan hanya bagi anak-anak putri yang belajar Al-qur’an di madrasah tersebut dia menjadi guru, gadis kecil penghafal Al-qur’an ini juga layak untuk menjadi guru bagi kita semua para orang tua.

Guru dalam hal menyikapi musibah, guru dalam hal menghadirkan Allah dalam mengatasi persoalan kita, guru dalam mengisi hidup dengan Al-Quran, guru dalam merealisasikan niat, guru dalam menjaga komitment, guru dalam syukur dan syabar.

Bila gadis kecil dengan beban sakit kepala yang luar biasa ini bisa menyelesaikan hafalan Al-Qur’an-nya 30 Juz dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun, berapa banyak yang sudah kita hafal ?, berapa banyak yang kita niatkan untuk menghafalnya di sisa usia kita ?, seberapa kuat niat kita untuk mengamalkannya ?.  Kita tahu persis jawabannya untuk diri kita masing-masing.

Maka memang tidak berlebihan kalau saya menyebut gadis kecil itu kini sebagai  Sang Guru…!. Semoga Allah dan para malaikatNya terus mendampingimu hingga dewasa dan menjadi guru dan sumber inspirasi untuk memperbaiki anak-anak (dan para orang tua) dunia…InsyaAllah.

Rabu, Juni 22

Bekal sukses itu bernama PD

 Puisi dari seorang sahabat.... 


Dear Saftya,

Kita adalah RAJA dari pikiran
kita sendiri.

Oleh sebab itu usahakanlah selalu
berprasangka positif, dan hindari
pikiran negatif.

Sebagai 'raja' yang baik, kita
harus mampu untuk slalu memilih
respon positif, meski di tengah
lingkungan paling buruk sekalipun!


Jangan pernah berkata atau merasa
'aku gak layak..'  Bercita-citalah
yang besar... berpikirlah maju!

Kita tidak diciptakan untuk menjadi
kalah, tapi diciptakan untuk
memberikan kemenangan!
:-)

Salam Luar Biasa dari sahabatmu,

Senin, Juni 20

Mentoringku, prioritasku......

Ketika Aku Menjadi Pementor
By: Saftia Wulandari

Bismillahirahmanirrahim.....
Kita bersyukur hari ini ditakdirkan menjadi 2% dari rakyat Indonesia yang beruntung bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi negeri. Walaupun hanya 2%, inilah yang akan menjadi tonggak perubahan bagi dunia.
Setiap perubahan zaman para pemudalah tonggaknya. Teringat akan pepatah dari Presiden kita yang pertama, Ir. Soekarno, “ Kirimkanlah aku 10 pemuda Indonesia”. Pemuda adalah pelopor dalam era perubahan.
Pemuda memang menjadi tonggak perubahan suatau bangsa, tapi mungkin dalam benak kita muncul pertanyaan yang jarang dipikirkan orang lain, dimana “taring” pemuda Islam Indonesia sekarang ini, hari ini?. Ketika bangsa Indonesia merintih akan penderitaannya, menjerit kesakitan, banyak pemuda Islam yang hanya bungkam, diam, membeku, tak bersuara, bahkan tak berdaya!! Inikah potret pemuda Islam sekarang ini.....?
Dunia kampus sudah kita masuki dan kita lakoni, banyak sekali perubahan yang kita alami, mulai dari diri kita sendiri seperti penampilan, cara berpikir sampai persahabatan dan pertemanan. Mahasiswa baru akan menemui berbagai ideologi saat dikampus. Ideologi yang membawa kita ke jalan yang baik dan benar, jalan yang diridhoi Allah swt sampai ideologi yang mungkin hanya sebagai almamater saja. Dunia kampus menawarkan banyak pilihan bagi kita. Mulai dari yang hanya main-main saja sampai yang menomor satukan. Tinggal kita bagaimana memilih dan memilahnya.
Kita kupas kembali potret pemuda Islam sekarang ini, mungkin hanya sebagian kecil yang peduli akan sesama, hanya komunitas kecil yang menyatakan dirinya sebagai pendukung orang yang membutuhkan. Begitulah hukum alam, kebaikan sedikit pendukungnya.
Kita mungkin dapat membuka kembali lembaran kisah-kisah indah generasi Rasulullah saw. Kejayaan dan kemenanga Islam dimulai dari sahabat, pemuda di sekitar Rasulullah saw. Rasulullah saw mengumpulkan mereka dalam lingkaran indah nan okoh, majlis tempat berbagi ilmu, saling menguatkaniman, memperkokohkan fisik, mencerdaskan akal, dan melembutkan hati. Bertahun-tahun lamanya lingkaran itu menjadi gelombang besar tak terbendung yang membawa perubahan bagi dunia. Perubahan dari kegelapan menuju cahaya.
Jaman sekarang memang berbeda jauh dari jaman dahulu. Sekarang muncul berbagai tantangan bagi umat islam. Hal ini berakibat munculnya berbagai cara pandang dalam menghadapi problema kehidupan seperti materialisme, liberalisme, kapitalisme, dan sekulerisme. Tak lain dengan dunia kampus, kita akan mengenal dan menjumpai berbagai ideologi. Mulai ideologi yang biasa saja sampai ideologi yang begitu luar biasa. Kita sebagai seorang mahasiswa yang berjiwa pemuda dan berinsan mulia harus pandai-pandai memilah dan memilih ideologi mana yang harus kita pegang. Kita sebagai seorang mahasiswa generasi penerus diperlukan untuk mengobarkan panji-panji nilai ajaran Islam untuk diamalkan serta digunakan sebagai alat menyelesaikan permasalahan umat islam sekarang ini.
Kita telah terkepung oleh suatu zaman yang mungkin pernah terjadi di masa Rasulallah saw, tetapi lebih modern. Boleh dikatakan zaman jahiliyyah modern, dengan ciri seperti kebodohan dan perpecahan. Inti dari jahiliyyah adalah “dhallalun mubin” kesesatan yang nyata (Qs.3:151). Kita sebagai pemuda Islam harus bisa keluar dari jaman ancaman tersebut. Salah satu jalan keluarnya adalah ddengan pembinaan atau dalam bahasa kampus adalah Mentoring. Mentoring atau pembinaan adalah suatu proses pembinaan berkelanjutan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil (6-12 orang) oleh seorang Pemandu mentoring (Pementor) yang didalamnya terdapat proses evaluasi perbaikan secraa rutin menuju terbentuknya pribadi yang benar secra aqidah, ibadah, dan akhlak. Proses mentoring kita dapat saling mengisi, saling berbagi, istilah lainnya curhat antar individu. Proses pembinaan islam ini kita akan memperoleh nikmat yang dapat mengantarkan kita menuju “khoiru ummah”. Mentoring atau pembinaan islam sangatlah penting, mengapa? Mungkin bagi setiap yang awam akan bertanya-tanya apakah urgensi mentoring itu? Ya inilah jawabaannya, mentoring penting karena setiap individu itu memiliki hakikat jiwa yang membutuhkan pembinaan (Qs. 91: 8-10). Pentingnya mentoring juga karena waqi’ul ummah (kenyataan umat dewasa ini). Umat islam dewasa ini terserang ‘virus’ yang sangat berefek. Virus ini menjadikan umat islam terombang-ambing dan menjadi santapan thagut (musuh-musuh Allah swt). Oleh karena dari diri kita sendiri mentoring atau pembinaan sangatlah penting supaya selalu terjaga dan terkontrol.
Setiap proses kebaikan seperti mentoring pasti kita akan menemukan banyak permasalah didalam proses tersebut, baik internal maupun eksternal. Permasalahan mentoring dewasa ini yang sudah tidak menjadi asing lagi sering kita jumpai, antara lain dari mentee itu sendiri yang kurang semangat dalam mengikuti mentoring, manajemen waktu yang kurang baik sehingga susah untuk menentukan waktu mentoring. Proses mentoring yang menjemukan juga akan menjadi permasalahan dalam mentoring. Tetapi Allah telah berfirman bahwa sanya setiap kesusahan pasti akan ada kemudahan. Setiap permasalahan juga akan ada solusinya. Terus bagaimana dengan solusinya? Ya, solusinya yang dapat kita terapkan adalah menjadikan mentoring itu asik dan nyaman untuk mentee kita, menetapkan jadwal yang disepakati bersama, persiapan materi lebih awal serta kesadaran dari diri kita masing-masing.
Kegiatan tanpa program tidak akan maksimal. Sama halnya dengan mentoring, mentoring tanpa program tidak akan memiliki goal setting yang telah kita rencanakan dari awal. Oleh karena itu diperlukan suatu program mentoring. Program mentoring yang biasa saja mungkin akan berhasil tetapi jika kita menetapkan program mentoring yang detail dan ideal akan mendapatkan yang lebih. Program mentoring dikatakan ideal jika mengacu pada buku pedoman mentoring, antara lain program-program yang telah ditetapkan bersama terjadwal, pelaksanaan mentoring setiap pekannya meliputi pembukaan, tilawah Al Qur’an, penyampaian materi, diskusi dan penutup. Program-program mentoring diantaranya adalah Grand Opening Mentoring (GOM) sebagai pembukaan kegiatan mentoring, Pertemuan Pekanan (PP), Mentoring Bersama, Pembelajaran Al-Qur’an (PQ) seperti program Qur’an Learning Center (QLC) oleh INSANI UNDIP, Evaluasi pekanan dan Mutaba’ah Yaumiyah, Penugasan dan Ujian Mentoring. Selain program-program diatas, ada beberapa program tambahan seperti Simulasi atau Games, Silaturahmi Tokoh atau Ustadz/ah, Diskusi Kontemporer, Bedah buku/Film dan Rihlah. Suatu program yang begitu detail tetapi apabila tidak ada kontinuitas dan konsisten, tidak istiqomah sama saja hasilnya nol. Program-program yang telah terencanakan haruslah dibarengi dengan istiqomah, konsisten dan kontinuitas dalam menjalaninya. Mentoring yang kita pegang haruslah menjadi mentoring yang produktif, yaitu tercapainya sifat-sifat seorang muslim (10 muwashot), tercapainya pembentukan pementor handal, dan tercapainya pengembangan potensi secara maksimal.
Pementor atau pemandu mentoring berpengaruh terhadap proses mentoring, oleh karena dibutuhkan sesuatu yang dapat menjadikan mentoring itu asik dan nyaman bagi mentee dan juga pementor itu sendiri. Selanjutnya dalam benak kita berpikir bagaimana menjadi seorang pementor yang ideal? Profil pementor ideal adalah pementor yang menunjukkan semangat dalam membina, manjaga adab dan akhlak sebagai seorang pementor, kokoh dalam tarbawi, menjaga penampilan, fisik, fikriyah dan amaliyah, mengenal dan mengetahui profil tiap mentee-nya, ontime, dalam menyampaikan materi tidak menjemukan, berusaha selalu memasang wajah senyum dan ramah, menerima masukan dan krikitan dari mentee, dan mungkin masih banyak yang tidak dapat tertuliskan.
Sekarang ini Aku telah menjadi pementor. Subhanallah suatu keberkahan tersendiri buatku. Sebuah amanah yang harus aku laksanakan dengan semangat, ikhlas dan sabar. Suatu kepercayaan untukku dalam menyampaikan risalah yang Rasulallah saw bawa. Ketika seseorang menjadi pementor berarti ia memiliki kemampuan, kemampuan mempengaruhi dan kemampuan manajemen mentoring, suatu kesempatan, dan suatu kemauan. Karena menjadi seorang pementor adalah cara kiata bersyukur menjadi muslim. Ketika Aku menjadi Pementor, ku azzamkan dalam diriku akan menjaga amanah ini demi kemaslahatan umat, berusaha menjadi pementor yang ideal dan berpegang teguh kepada Al- Qur’an dan Al-Hadist.
Keep istiqomah pementor sejati......!!!!!

Lomba Novel "Republika 2011"

Sobat, kali ini infolombaku akan berbagi 1 lagi info lomba tentang kepenulisan. Kali ini lombanya diadakan oleh republika.
Berikut infonya:
Deadline 15 Oktober 2011 (Cap Pos)
Hadiah
  • Karya terbaik pertama akan memperoleh uang saku sebesar Rp. 25 Juta+piala (belum termasuk royalti dari penerbitan dalam bentuk buku)
  • Terbaik kedua berhak atas hadiah uang saku sebesar Rp 20 Juta+piala(belum termasuk royalti dari penerbitan buku)
  • Terbaik ketiga memperoleh uang saku sebesar Rp 15 juta +piala(belum termasuk royalti dari penerbitan buku)
Syarat dan ketentuannya:
  1. Mengisi formulir pendaftaran (bisa didownload di www.republika.co.id)
  2. Warga negara Indonesia, dan melampirkan fotokopi kartu identitas(KTP/KTM/Kartu Pelajar/Paspor)
  3. Karya asli, bukan saduran, bukan terjemahan, bukan jiplakan. (menyertakan surat bermaterai Rp. 6000,- yang menyatakan karya yang dikirim adalah karya asli
  4. Karya belum pernah dipublikasikan atau disertakan dalam lomba sejenis
  5. Tema novel bebas, menghadirkan materi yang menggugah
  6. Novel bernapaskan Islam rahmatan lil alamin
  7. Tidak bermuatan pornografi
  8. Naskah diketik dengan format microsoft word (versi-2000-2010) dengan jumlah halaman min 150 hlm, dan diketik dengan spasi 1,5 dan di print out di kertas berukuran A4, menggunakan font Times New Roman, ukuran 12 dan diberi nomor halaman;
  9. Peserta boleh mengirim lebih dari 1 karya
  10. Naskah dijilid sebanyak 3 buah dan dimasukkan dalam amplop tertutup yang ditujukan kepada:
  11. Panitia Lomba Penulisan Novel Republika 2011: Jl. Warung Buncit Raya No.37 Jakarta Selatan, 12510
  12. 10 peserta finalis akan diminta mengirimkan naskah dalam bentuk softcopy kepada panitia
  13. 3 naskah terbaik akan diterbitkan dalam bentuk buku oleh republika
  14. 7 naskah finalis lainnya akan dimuat sebagai cerita bersambung di harian republika

Minggu, Juni 19

KIAT-KIAT MEMPERSIAPKAN DIRI JELANG RAMADHAN BERSAMA RASULULLOH SAW..!!!

Indahnya Bulan Ramadhan 

Syukur al-hamdulillah, Allah SWT masih memberikan kesempatan kepada untuk berjumpa dengan bulan Ramadhan, semoga kita semua dapat berpuasa sesuai dengan perintah Allah SWT, dan menjadikannya sebagai saat-saat dan kesempatan yang berharga untuk memperbanyak ibadah, amal shalih dan aktivitas lainnya demi meraih ridha Allah SWT.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang banyak memiliki keistimewaan, nama yang tidak asing bagi umat Islam. Sayyidus suhur (penghulu bulan-bulan) adalah merupakan julukan yang sangat indah, syahru nuzulil Quran, (bulan diturunkannya Al-Qur’an), syahrut tarbiyah (bulan pendidikan), Syahrul Muwasah (bulan toleransi dan peduli), dan julukan-julukan indah lainnya, adalah nama-nama yang indah yang begitu melekat pada bulan Ramadhan.
Namun dari sekian banyak keistimewaan dan keutamaannya serta keindahannya, sangat sedikit dari umat Islam yang menyadari -atau mungkin mereka sadar tapi belum menyentuh lubuk hati mereka- sehingga saat Ramadhan tiba, tidak ada raut wajah sumringah atau bergembira menyambutnya. Tidak ada antusiasme masyarakat untuk mengikuti amaliyah dan ibadah Ramadhan kecuali sekadar menjalankan kegiatan ritual belaka; sekadar melepas atau menggugurkan kewajiban atau hanya karena adat dan tradisi serta kebiasaan yang sudah biasa dilakukan pada setiap bulan Ramadhan hadir. Sehingga setiap kali selesai bulan Ramadhan kepribadian seseorang tidak meningkat dan berubah, tetap seperti yang lama, yang berubah hanyalah umurnya saja yang semakin hari memang terus bertambah dan tua.
Karena itulah agar puasa tidak sia-sia, sebelum memasuki bulan suci Ramadhan, maka hendaknya setiap orang melakukan persiapan diri dengan beberapa cara berikut ini:
1. Persiapan Ma’nawi (spiritual); dengan cara membersihkan hati dari penyakit yang dapat menggugurkan aqidah dan nilai ibadah, juga agar dapat melahirkan niat yang ikhlas dalam menjalankan segala aktivitas dan ibadah Ramadhan, terutama puasa.
2. Persiapan fikri (pemahaman); melalui pembekalan diri dengan ilmu-ilmu dan pengetahuan agama, terutama yang terkait langsung dengan amaliyah dan ibadah di bulan suci Ramadhan.
3. Persiapan Jasadi (Fisik); dengan menjaga kesehatan badan dan anggota tubuh lainnya, menciptakan lingkungan bersih serta mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dan teratur.
4. Persiapan Materi; dengan menyiapkan diri untuk menabung dan menyisihkan sejumlah dana sehingga dapat memperbanyak infak, memberi ifthar kepada orang lain dan membantu orang yang membutuhkan.
Dengan beberapa persiapan tersebut diharapkan seorang muslim mampu melaksanakan berbagai aktivitas atau amaliyah di bulan Ramadhan secara optimal dan berhasil menjadi hamba rabbani baik qobla (pra), atsna’a (pada saat) dan ba’da (pasca) Ramadhan. Rasulullah saw bersabda :
“Andaikan umatku mengetahui apa yang ada dalam Ramadhan, maka ia bakal berharap satu tahun itu puasa terus.”(Ibnu Khuzaimah)
Dalam hadits lain Rasulullah memotivasi umatnya, para pelaku kebaikan atau kejahatan yang mengikuti Ramadhan dengan baik.

“Bulan Ramadhan; di dalamnya pintu surga dibuka, pintu neraka di tutup dan syaitan-syaitan dibelenggu, di dalamnya pada setiap malamnya ada seruan; wahai para pencari kebaikan marilah kemari, dan wahai para pelaku kejahatan berhentilah”. (Thabrani)
Dalam hadits nabi yang lainnya juga disebutkan

“Pada bulan Ramadhan, umatku diberikan lima perkara yang tidak diberikan kepada umat sebelum mereka: (1) bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih wangi daripada bau minyak kasturi, (2) para malaikat memohonkan ampunan untuk mereka hingga mereka berbuka puasa, setiap hari Allah menghias surga-Nya lalu berkata (kepada surga), ‘Hamba-hamba-Ku yang berpuasa hampir menanggung beban dan sakit agar dapat sampai kepadamu,’ (3) para setan dibelenggu sehingga mereka tidak leluasa (untuk menggoda manusia) seperti yang biasa mereka lakukan pada bulan yang lain, dan (5) mereka diberi ampunan pada akhir suatu malam.’ Ditanyakan kepada Rasulullah, ‘Ya Rasulullah, apakah malam tersebut adalah Lailatul Qadar?’ Beliau menjawab, ‘Tidak, tapi seorang pekerja akan mendapatkan upah jika ia telah menuntaskan pekerjaannya.’” (Ahmad)
Allahumma Ballighna Ramadhan
Judul di atas merupakan penggalan dari hadits Nabi saw yang berupa doa beliau ketika memasuki bulan Rajab dan Sya’ban. Secara lengkap doa yang disampaikan oleh Nabi saw adalah sebagai berikut:

“Ya Allah SWT berkahilah hidup kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami hingga bulan Ramadhan”.

Adapun nash lengkap hadits seperti yang termaktub dalam Musnad Imam Ahmad adalah sebagai berikut:
Menceritakan kepada kami Abdullah, dari Ubaidullah bin Umar, dari Zaidah bin Abi ar-Raaqod, dari Ziyad an-Numairi, dari Anas bin Malik berkata ia, Adalah Nabi saw apabila masuk bulan Rajab, beliau berdoa ; “Ya Allah SWT berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami kepada Bulan Ramadhan. beliau selalu berkata, “Pada malam jumat nya ada kemuliaan, dan siangnya ada keagungan.
Doa Nabi saw di atas bentuknya umum, yang berarti ketika membaca doa ini, seakan seorang muslim memohon kepada Allah SWT tiga permohonan;
1. Memohon kepada Allah agar diberikan panjang umur sehingga dapat memasuki bulan Ramadhan;
2. Memohon kepada Allah SWT agar selain diberikan usia panjang, juga diberi kemampuan dan kesehatan sehingga dapat menunaikan aktivitas dan ibadah yang ada pada bulan Ramadhan secara optimal dan maksimal;
3. Memohon kepada Allah SWT agar –melalui ibadah Ramadhan- agar diberikan hidayah dan rahmat, iman dan taqwa, sehingga kelak –setelah mengikuti amaliyah Ramadhan- termasuk orang-orang yang mendapatkan keberkahan, ampunan dan terbebas dari api neraka serta meraih berbagai kenikmatan dan kebahagiaan serta taqwa.
Kenapa demikian? Karena betapa banyak orang yang tadinya sehat wal afiat, usia ada namun ketika menjelang Ramadhan tiba, ruhnya dipanggil oleh yang Maha Kuasa sehingga tidak dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan. Dan betapa banyak orang yang diberikan usia panjang hingga dapat memasuki bulan Ramadhan, namun tidak dapat menjalankan ibadah dan amaliyah yang ada pada bulan Ramadhan karena sakit, kondisi fisik yang lemah dan lain-lainnya. Dan lebih mengenaskan lagi, betapa banyak orang yang diberikan kesempatan hidup, umur panjang, badan sehat dan fisik yang kuat, namun tidak di dalamnya mendapatkan keberkahan, kebaikan dan ampunan Allah SWT; karena tidak ada iman, tidak mampu mengendalikan hawa nafsu, amarah dan angkara murka serta perkataan dan perbuatan tercela lainnya.
Nabi saw bersabda:
                                                                                                                            رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan pahala dari puasanya kecuali hanya lapar dan haus belaka” (Musnad Ahmad)
Dalam hadits lainnya juga disebutkan:

“Telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh keberkahan, di dalamnya terdapat kebaikan yang meliputi kalian karena Allah (ada di dalamnya), maka turunlah rahmat, berguguran segala kesalahan dan dosa, di dalamnya doa dikabulkan, maka Allah melihat semangat berlomba kalian, dan para malaikat sangat dengan kalian, maka perlihatkan di hadapan Allah yang terbaik dari jiwa-jiwa kalian, karena sesungguhnya celaka bagi siapa yang diharamkan di dalamnya rahmat Allah SWT”(Thabrani)
Karena itu mari senantiasa kita membaca doa seperti yang diajarkan nabi di atas, dan juga membaca doa yang selalu dipanjatkan oleh para pendahulu kita… kelak semoga Allah SWT mengabulkannya..

“Ya Allah selamatkanlah kami hingga bulan Ramadhan ke depan, dan pertemukan untuk bulan Ramadhan dan terimalah seluruh amal kami pada bulan Ramadhan”.
Dan doa yang ada dalam Al-Qur’an:
                                                                                           رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
“Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan hati Kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada Kami, dan karuniakanlah kepada Kami rahmat dari sisi Engkau; karena Sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi (karunia)”. (Ali Imran:8)
Sesuatu yang dinanti-nanti pasti akan memberikan kebahagiaan, sebagaimana sesuatu  yang akan memberikan kebahagiaan pasti senantiasa dinantikan kehadirannya. Seorang suami istri misalnya, yang telah lama menikah dan belum dikaruniai anak, lalu berkeinginan mempunyai anak, pasti selalu menantikan hadirnya sang buah hati, lalu setelah hadir di tengah-tengah mereka pasti keduanya merasa bahagia tiada terkira. Namun jika anak yang akan memberikan kebahagiaan itu belum hadir, maka mereka akan selalu dan terus menantinya, sambil berharap hadirnya si buah hati di tengah mereka.
Begitu pula dengan bulan Ramadhan, bulan yang selalu dinanti-nanti oleh setiap hamba kehadirannya, karena ada kebahagiaan yang terdapat di dalamnya saat hadir di tengah-tengah mereka. Dan karena di dalamnya terdapat nilai yang akan memberikan kebahagiaan dan ketenteraman maka ia akan senantiasa dinanti-nantikan sepanjang tahunnya.
Begitulah yang dilakukan oleh Rasulullah saw saat menanti hadirnya bulan yang penuh berkah. Dua bulan sebelumnya beliau sudah memohon kepada Allah SWT agar dipanjangkan asianya sehingga dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan. Begitu pula para sahabat, mereka selalu antusias dan bersemangat dalam menanti hadirnya bulan Ramadhan. Sebagaimana para tabiin, tabi tabiin dan para salafussalih; mereka tidak pernah lupa dan selalu menantikan hadirnya bulan Ramadhan, bahkan dalam suatu riwayat disebutkan bahwa hidup mereka dalam setahun dibagi pada dua bahagian; periode pasca Ramadhan dengan memohon kepada Allah SWT agar diterima segala amal ibadah mereka dan periode sebelum Ramadhan (6 bulan sebelumnya), agar kembali diperkenankan Allah SWT untuk berjumpa dengan bulan Ramadhan pada masa yang akan datang.
Bahagia menyambut hadirnya bulan Ramadhan adalah suatu keniscayaan, karena dengan itu ia akan mempersiapkan diri untuk menyambutnya; baik secara fisik, mental dan spiritual, harta dan lain sebagainya, sebagaimana dapat memberikan semangat untuk mengisi aktivitas dan ibadah Ramadhan secara maksimal dan optimal.
Bahagia menyambut bulan Ramadhan merupakan sunnah dan bagian yang tidak boleh terpisahkan bagi umat Islam, karena hal tersebut berarti mensyukuri nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepadanya; Allah SWT masih memberikan kesempatan untuk meraih dan menggapai berbagai nikmat, pahala dan janji-janji yang telah disediakan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Seperti nabi saw selalu mengingatkan dalam sabdanya:
“Shalat lima waktu, dan jumat ke jumat lainnya, dan Ramadhan ke Ramadhan lainnya akan menggugurkan dosa antara keduanya selama menjauhi dosa besar”. (Muslim).
Dalam hadits lain disebutkan:
“Barangsiapa yang bergembira datangnya bulan Ramadhan, diharamkan Allah jasadnya menyentuh api neraka”. (An-Nasa’i).
Dan pada hadits lain juga disebutkan:
“Seandainya umatku tahu keutamaan bulan puasa, tentu mereka akan meminta supaya bulan yang ada dijadikan puasa selamanya… (Ibnu Majah).
Rasulullah saw selain mengucapkan doa ketika memasuki bulan Rajab seperti yang termaktub di atas, menjelang Ramadhan tiba beliau juga menyampaikan basyarah (kabar gembira) sekaligus pengarahan dan motivasi kepada para sahabatnya terkait dengan bulan Ramadhan. Seperti yang diriwayatkan oleh Sayyid bin Thawus dan syeikh Shaduq, dengan sanad dari Amirul Mukminin Umar bin Al-Khattab ra, dia berkata: bahwa Rasulullah saw pada suatu hari menjelang bulan Ramadhan tiba berpidato di hadapan kami:
Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah SWT dengan membawa berkah rahmat dan magfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah SWT. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah SWT dan dimuliakan oleh-NYA. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amal mu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah SWT Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah SWT membimbingmu untuk melakukan shiyam (puasa) dan membaca Kitab-Nya. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah SWT di bulan yang agung ini.
Kenanglah dengan rasa lapar dan haus-mu di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraan-mu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatim-mu. Bertobatlah kepada Allah SWT dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah SWT memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.
Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amal-mu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu. Ketahuilah! Allah SWT bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al-alamin (Tuhan semesta alam).
Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah SWT nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. (Sahabat-sahabat lain bertanya: “Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.” Rasulullah meneruskan: “Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan se teguk air.”
Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaqnya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathal mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah SWT akan meringankan pemeriksaan-nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah SWT akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah SWT akan memuliakannya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahim) di bulan ini, Allah SWT akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah SWT akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah SWT akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardhu, baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardhu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah SWT akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan menjadi ringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatamkan Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.
Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkan nya kembali bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan kembali bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasai dirimu kembali. Amirul mukminin berkata: “Aku berdiri dan berkata: “Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi: “Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah SWT”.
Wahai manusia! sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah SWT telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu (sunnah).”
“Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, sama lah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.”
“Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan ( syahrul muwasah ) dan bulan Allah SWT memberikan rezki kepada mukmin di dalamnya.
Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikit pun berkurang.” Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabda lah Rasulullah saw, “Allah SWT memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau se teguk air, atau se hirup susu.” Dan barangsiapa yang memberikan rasa kenyang kepada orang yang berpuasa, maka Allah SWT akan memberinya minuman dari kolam ku sehingga dia tidak akan haus selamanya sampai masuk surga.
Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya niscaya Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya dan memerdekakannya dari neraka.”
Oleh karena itu perbanyaklah dengan empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat membutuhkannya; Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan mohon ampun kepada-Nya; sedangkan dua perkara yang kamu sangat membutuhkannya ialah memohon surga dan perlindungan dari neraka.
Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah SWT memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.” (Ibnu Huzaimah).
Duhai bulan Ramadhan yang penuh berkah
Kuingin selalu hidup bersamamu
Merentas jalan menuju Ridha Allah
Menggapai bahagia sepanjang hidupku
فِي رَمَضَانَ تُغَلَّقُ فِيهِ أَبْوَابُ النَّارِ وَتُفَتَّحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَتُصَفَّدُ فِيهِ الشَّيَاطِينُ قَالَ وَيُنَادِي فِيهِ مَلَكٌ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَبْشِرْ يَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ أُعْطِيَتْ أُمَّتِي خَمْسَ خِصَالٍ فِي رَمَضَانَ لَمْ تُعْطَهَا أُمَّةٌ قَبْلَهُمْ خُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ وَتَسْتَغْفِرُ لَهُمْ الْمَلَائِكَةُ حَتَّى يُفْطِرُوا وَيُزَيِّنُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ كُلَّ يَوْمٍ جَنَّتَهُ ثُمَّ يَقُولُ يُوشِكُ عِبَادِي الصَّالِحُونَ أَنْ يُلْقُوا عَنْهُمْ الْمَئُونَةَ وَالْأَذَى وَيَصِيرُوا إِلَيْكِ وَيُصَفَّدُ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ فَلَا يَخْلُصُوا إِلَى مَا كَانُوا يَخْلُصُونَ إِلَيْهِ فِي غَيْرِهِ وَيُغْفَرُ لَهُمْ فِي آخِرِ لَيْلَةٍ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَهِيَ لَيْلَةُ الْقَدْرِ قَالَ لَا وَلَكِنَّ الْعَامِلَ إِنَّمَا يُوَفَّى أَجْرَهُ إِذَا قَضَى عَمَلَهُ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانٍ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ أتاكم رمضان شهر بركة ، فيه خير يغشيكم الله [ فيه ] ، فتنزل الرحمة ، وتحط الخطايا ، ويستجاب فيه الدعاء ، فينظر الله إلى           تنافسكم ، ويباهي بكم ملائكته ، فأروا الله من أنفسكم خيرا ، فإن الشقي من حرم فيه رحمة الله عز وجل اللَّهُمَّ سَلِّمْنِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِي رَمَضَانَ وَتَسْلِمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلاً

Minggu, Juni 5

Orang-orang yang dicintai Allah swt

Abdullah bin Umar ra. menceritakan, ia mendengar Rasulullah saw. bersabda bahwa telah pergi tiga golongan dari orang orang sebelum kamu. Mereka menemukan sebuah gua tempat bermalam, dan merekapun masuk ke dalamnya. Tiba-tiba sebuah batu besar jatuh menutup pintu gua, sehingga mereka terkurung di dalamnya.

"Tidak ada yang dapt melepaskan kita dari bencana batu ini, melainkan apabila kita mendoa kepada Allah SWT dengan amal salehmu," kata salah seorang dari mereka.

Mulailah salah seorang di atanra mereka memanjatkan doa. "Ya Allah aku mempunyai ibu bapak yang sudah tua. Biasanya aku tidak mau memberi minum keluarga dan hamba sahayaku, sebelum keduanya selesai minum. Pada suatu hari aku pergi mencari sesuatu, dan beberapa waktu lamanya kemudian aku kembali kepada keduanya sehingga mereka tertidur. Lalu aku memerah susu untuk mereka tetapi setelah kudapati keduanya masih tidur. Aku tidak mau memberikan minuman itu kepada keluarga dan sahayaku, sebelum kedua orang-tauaku itu minum lebih dulu. Lalu aku menunggu beliau berdua bangun dari tidurnya, sedangkan gelas susu tetap kupegang hingga keduanya bangun saat fajar telah menyingsing. Setelah mereka bangun, kuberikan minuman yang telah kusediakan itu. Ya Allah, jika aku berbuat demikian benar-benar karena mencari ridho Engkau, maka bukakanlah untuk kami batu itu.

Maka bergeserlah batu itu sedikit.

Kemudian seorang lagi dari mereka mulai berdoa "Ya Allah, ada seorang gadis cantik yang sangat kucintai. Ia anak pamanku sendiri. Pada suatu waktu aku menginginkan dirinya, tetapi ia menolak permintaanku. Satu tahun kemudian ketika menghadapi musim kemarau, ia datang kepadaku dan aku memberikan kepadanya 120 dinar suapaya ia mau bersenang-senang dengaku. Permintaanku itu diturutinya. Namun sewaktu aku telah berduaan dengannya dan akan melampiaskan hajatku. Ia mengingatkan: kularang kamu merusak kesucianku kecuali dengan cara yang benar (yakni setelah nikah). Karena itu aku tidak jadi menuruti nafsuku. Lalu aku pergi meinggalkannya, meski aku sangat mencintai dan menginginkannya. Dinar yang telah kuberikan kepadanya juga kutinggalkan semua untuknya. Ya Allah jika perbuatanku ini sesuai dengan ridhamu, maka bukakanlah pintu gua ini".

Kemudian batu yang berada di pintu gua itu bergeser sedikit.

Akhirnya orang ketiga dari mereka itu mulai berdoa. "Ya Allah aku pernah mengupah beberapa orang bekerja dan telah kubayar lunas upah mereka kecuali satu orang yang pergi tanpa mengambil upahnya. Kemudian upahnya itu aku gunakan untuk usaha. Beberapa waktu kemudian dia datang kembali meminta upahnya. Aku katakan padanya, bahwa semua biri-biri, unta, dan sahaya it uadalah upahnya.

Ia katakan, "Hai hamba Allah, jangnlah kamu mengolok-olok aku", Aku jawab: "Sungguh aku tidak mengolok-olok Kamu". Maka diambilnya harta itu semuanya tanpa satupun yang ditinggalkannya.

"Ya Allah, apabila yang demikian itu kulakukan semata-mata karena mencari ridha-Mu, mohon bukakanlah pintu ga ini untuk kami."

Kemudian batu di pintu gua itu bergeser lebih besar lagi, sehingga mereka bertiga dapat keluar dari gua tersebut.

Dari kisah ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa orang yang berbakti kepada orang tuanya, orang yang dapat menjaga nafsu, dan juga orang yang jujur/tidak zhalim adalah orang-orang yang ditolong oleh Allah swt dalam masa kesulitan.

Cerita ini disarikan dari bagian buku : Ridho Allah tergantung Ridho Orang Tua. Syamsul Rijal Hamid. Penerbit Cahaya Salam

Kamis, April 7

hai MUjahid Dakwah....... bangkitlah.....


LURUSKAN NIATMU, RAPATKAN SHAFMU DAN BERSERULAH "ALLAHU AKBAR"
"Dan hendaklah ADA DI ANTARA KAMU SEGOLONGAN UMAT  YANG MENYERU KEPADA KEBAJIKAN, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung".
(QS. Ali Imran 3 : 104)


"Kamu adalah UMAT YANG TERBAIK yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah"
(QS. Ali Imran 3 : 110)


"Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah kamu bersedih hati padahal KAMULAH ORANG YANG PALING TINGGI (DERAJATNYA), jika kamu orang-orang yang beriman."
(QS. Ali Imran 3 : 139)


TIDAK ADA YANG SIA-SIA WAHAI SYABABAL MUSLIM DALAM MEMBELA ISLAM
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya"
(QS. Al-Zalzalah 99 : 7)
IQRA' ... !!!|| MANAJEMEN DAKWAH ||
Tuntunan Berdakwah Bagi Para Mujahid Dakwah