Ketika Aku Menjadi Pementor
By: Saftia Wulandari
Bismillahirahmanirrahim.....
Kita bersyukur hari ini ditakdirkan menjadi 2% dari rakyat Indonesia yang beruntung bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi negeri. Walaupun hanya 2%, inilah yang akan menjadi tonggak perubahan bagi dunia.
Setiap perubahan zaman para pemudalah tonggaknya. Teringat akan pepatah dari Presiden kita yang pertama, Ir. Soekarno, “ Kirimkanlah aku 10 pemuda Indonesia”. Pemuda adalah pelopor dalam era perubahan.
Pemuda memang menjadi tonggak perubahan suatau bangsa, tapi mungkin dalam benak kita muncul pertanyaan yang jarang dipikirkan orang lain, dimana “taring” pemuda Islam Indonesia sekarang ini, hari ini?. Ketika bangsa Indonesia merintih akan penderitaannya, menjerit kesakitan, banyak pemuda Islam yang hanya bungkam, diam, membeku, tak bersuara, bahkan tak berdaya!! Inikah potret pemuda Islam sekarang ini.....?
Dunia kampus sudah kita masuki dan kita lakoni, banyak sekali perubahan yang kita alami, mulai dari diri kita sendiri seperti penampilan, cara berpikir sampai persahabatan dan pertemanan. Mahasiswa baru akan menemui berbagai ideologi saat dikampus. Ideologi yang membawa kita ke jalan yang baik dan benar, jalan yang diridhoi Allah swt sampai ideologi yang mungkin hanya sebagai almamater saja. Dunia kampus menawarkan banyak pilihan bagi kita. Mulai dari yang hanya main-main saja sampai yang menomor satukan. Tinggal kita bagaimana memilih dan memilahnya.
Kita kupas kembali potret pemuda Islam sekarang ini, mungkin hanya sebagian kecil yang peduli akan sesama, hanya komunitas kecil yang menyatakan dirinya sebagai pendukung orang yang membutuhkan. Begitulah hukum alam, kebaikan sedikit pendukungnya.
Kita mungkin dapat membuka kembali lembaran kisah-kisah indah generasi Rasulullah saw. Kejayaan dan kemenanga Islam dimulai dari sahabat, pemuda di sekitar Rasulullah saw. Rasulullah saw mengumpulkan mereka dalam lingkaran indah nan okoh, majlis tempat berbagi ilmu, saling menguatkaniman, memperkokohkan fisik, mencerdaskan akal, dan melembutkan hati. Bertahun-tahun lamanya lingkaran itu menjadi gelombang besar tak terbendung yang membawa perubahan bagi dunia. Perubahan dari kegelapan menuju cahaya.
Jaman sekarang memang berbeda jauh dari jaman dahulu. Sekarang muncul berbagai tantangan bagi umat islam. Hal ini berakibat munculnya berbagai cara pandang dalam menghadapi problema kehidupan seperti materialisme, liberalisme, kapitalisme, dan sekulerisme. Tak lain dengan dunia kampus, kita akan mengenal dan menjumpai berbagai ideologi. Mulai ideologi yang biasa saja sampai ideologi yang begitu luar biasa. Kita sebagai seorang mahasiswa yang berjiwa pemuda dan berinsan mulia harus pandai-pandai memilah dan memilih ideologi mana yang harus kita pegang. Kita sebagai seorang mahasiswa generasi penerus diperlukan untuk mengobarkan panji-panji nilai ajaran Islam untuk diamalkan serta digunakan sebagai alat menyelesaikan permasalahan umat islam sekarang ini.
Kita telah terkepung oleh suatu zaman yang mungkin pernah terjadi di masa Rasulallah saw, tetapi lebih modern. Boleh dikatakan zaman jahiliyyah modern, dengan ciri seperti kebodohan dan perpecahan. Inti dari jahiliyyah adalah “dhallalun mubin” kesesatan yang nyata (Qs.3:151). Kita sebagai pemuda Islam harus bisa keluar dari jaman ancaman tersebut. Salah satu jalan keluarnya adalah ddengan pembinaan atau dalam bahasa kampus adalah Mentoring. Mentoring atau pembinaan adalah suatu proses pembinaan berkelanjutan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil (6-12 orang) oleh seorang Pemandu mentoring (Pementor) yang didalamnya terdapat proses evaluasi perbaikan secraa rutin menuju terbentuknya pribadi yang benar secra aqidah, ibadah, dan akhlak. Proses mentoring kita dapat saling mengisi, saling berbagi, istilah lainnya curhat antar individu. Proses pembinaan islam ini kita akan memperoleh nikmat yang dapat mengantarkan kita menuju “khoiru ummah”. Mentoring atau pembinaan islam sangatlah penting, mengapa? Mungkin bagi setiap yang awam akan bertanya-tanya apakah urgensi mentoring itu? Ya inilah jawabaannya, mentoring penting karena setiap individu itu memiliki hakikat jiwa yang membutuhkan pembinaan (Qs. 91: 8-10). Pentingnya mentoring juga karena waqi’ul ummah (kenyataan umat dewasa ini). Umat islam dewasa ini terserang ‘virus’ yang sangat berefek. Virus ini menjadikan umat islam terombang-ambing dan menjadi santapan thagut (musuh-musuh Allah swt). Oleh karena dari diri kita sendiri mentoring atau pembinaan sangatlah penting supaya selalu terjaga dan terkontrol.
Setiap proses kebaikan seperti mentoring pasti kita akan menemukan banyak permasalah didalam proses tersebut, baik internal maupun eksternal. Permasalahan mentoring dewasa ini yang sudah tidak menjadi asing lagi sering kita jumpai, antara lain dari mentee itu sendiri yang kurang semangat dalam mengikuti mentoring, manajemen waktu yang kurang baik sehingga susah untuk menentukan waktu mentoring. Proses mentoring yang menjemukan juga akan menjadi permasalahan dalam mentoring. Tetapi Allah telah berfirman bahwa sanya setiap kesusahan pasti akan ada kemudahan. Setiap permasalahan juga akan ada solusinya. Terus bagaimana dengan solusinya? Ya, solusinya yang dapat kita terapkan adalah menjadikan mentoring itu asik dan nyaman untuk mentee kita, menetapkan jadwal yang disepakati bersama, persiapan materi lebih awal serta kesadaran dari diri kita masing-masing.
Kegiatan tanpa program tidak akan maksimal. Sama halnya dengan mentoring, mentoring tanpa program tidak akan memiliki goal setting yang telah kita rencanakan dari awal. Oleh karena itu diperlukan suatu program mentoring. Program mentoring yang biasa saja mungkin akan berhasil tetapi jika kita menetapkan program mentoring yang detail dan ideal akan mendapatkan yang lebih. Program mentoring dikatakan ideal jika mengacu pada buku pedoman mentoring, antara lain program-program yang telah ditetapkan bersama terjadwal, pelaksanaan mentoring setiap pekannya meliputi pembukaan, tilawah Al Qur’an, penyampaian materi, diskusi dan penutup. Program-program mentoring diantaranya adalah Grand Opening Mentoring (GOM) sebagai pembukaan kegiatan mentoring, Pertemuan Pekanan (PP), Mentoring Bersama, Pembelajaran Al-Qur’an (PQ) seperti program Qur’an Learning Center (QLC) oleh INSANI UNDIP, Evaluasi pekanan dan Mutaba’ah Yaumiyah, Penugasan dan Ujian Mentoring. Selain program-program diatas, ada beberapa program tambahan seperti Simulasi atau Games, Silaturahmi Tokoh atau Ustadz/ah, Diskusi Kontemporer, Bedah buku/Film dan Rihlah. Suatu program yang begitu detail tetapi apabila tidak ada kontinuitas dan konsisten, tidak istiqomah sama saja hasilnya nol. Program-program yang telah terencanakan haruslah dibarengi dengan istiqomah, konsisten dan kontinuitas dalam menjalaninya. Mentoring yang kita pegang haruslah menjadi mentoring yang produktif, yaitu tercapainya sifat-sifat seorang muslim (10 muwashot), tercapainya pembentukan pementor handal, dan tercapainya pengembangan potensi secara maksimal.
Pementor atau pemandu mentoring berpengaruh terhadap proses mentoring, oleh karena dibutuhkan sesuatu yang dapat menjadikan mentoring itu asik dan nyaman bagi mentee dan juga pementor itu sendiri. Selanjutnya dalam benak kita berpikir bagaimana menjadi seorang pementor yang ideal? Profil pementor ideal adalah pementor yang menunjukkan semangat dalam membina, manjaga adab dan akhlak sebagai seorang pementor, kokoh dalam tarbawi, menjaga penampilan, fisik, fikriyah dan amaliyah, mengenal dan mengetahui profil tiap mentee-nya, ontime, dalam menyampaikan materi tidak menjemukan, berusaha selalu memasang wajah senyum dan ramah, menerima masukan dan krikitan dari mentee, dan mungkin masih banyak yang tidak dapat tertuliskan.
Sekarang ini Aku telah menjadi pementor. Subhanallah suatu keberkahan tersendiri buatku. Sebuah amanah yang harus aku laksanakan dengan semangat, ikhlas dan sabar. Suatu kepercayaan untukku dalam menyampaikan risalah yang Rasulallah saw bawa. Ketika seseorang menjadi pementor berarti ia memiliki kemampuan, kemampuan mempengaruhi dan kemampuan manajemen mentoring, suatu kesempatan, dan suatu kemauan. Karena menjadi seorang pementor adalah cara kiata bersyukur menjadi muslim. Ketika Aku menjadi Pementor, ku azzamkan dalam diriku akan menjaga amanah ini demi kemaslahatan umat, berusaha menjadi pementor yang ideal dan berpegang teguh kepada Al- Qur’an dan Al-Hadist.
Keep istiqomah pementor sejati......!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar