Kerinduan dan Rasa
Kangen ku Menumbuhkan Semangatku
Oleh:
Saftia W
@ Corner
Asrama Etos Putri
,Ahad, 30 Juni 2012, 02.30
Suatu hari, sebut saja hari Sabtu.
Kuliah libur, tetapi khusus di Fakultas saya, Peternakan dan Pertanian ada
agenda yang kadang membuat kita kesal karena kita tidak bisa pulang, weekend.
Ya, praktikum. Hari itu, praktikumnya begitu padat, dan cukup menyita waktu.
Berangkat pagi pulang sore. Mungkin bagi mahasiswa baru apabila diceritakan
tentang praktikum di FPP akan merasa agak ngeri juga. Tetapi bagi mahasiswa
kawak alias sudah semester 3 keatas hal seperti itu sudah kebal.
Kali ini praktikumnya lumayan lama,
saya pulang bada isya. Yah, kalo dibilang ya capek. Tetapi tidak boleh
mengeluh. Saat itu kondisi saya tidak karuan. Ngantuk, capek, penat bercampur
jadi satu. Disisi lain malam itu saya harus menyelesaikan tugas tiket masuk
buat praktikum keesok harinya. Tiba-tiba muncul dalam benak untuk melepaskan
semuanya dengan saya pulang ke rumah. Tetapi tidak mungkin saya pulang malam
itu, karena punya tanggungan besuk harus praktikum.
Hemm,,, untuk membuang semua
kepenatanku saya mengalihkan dengan smsan. Saya smsan sama banyak orang. Mulai
dari keponakan saya, kakak saya yang di Dobo, dan orang-orang yang dekat dengan
saya, termasuk Pak Agus. Setelah mendapat satu-dua reply message, tiba-tiba
muncul rasa kerinduan dan kangen yang mendalam. Pengin ketemu dan mencurahkan
semua isi yang ada di kepala. Setelah mendapatkan banyak curhat lewat tulisan,
rasa kerinduan dan rasa kangen itu memberikan suatu efek yang luar biasa bagi
saya. Mulai dari senyum yang mungkin belum sempurna karena masih capek, berubah
menjadi senyuman yang penuh ketulusan.
Rasa kerinduan dan kangen yang telah
Allah berikan saat itu adalah suati fitrah. Sebuah ketetapan yang telah ditulis
di Laufhul Mahfud kapan saya akan merindukan keluarga, orang-arng terdekat
saya. Termasuk saat itu, saat saya merasa penat, kerinduan dan kangen itu
menghampiri saya. Menurut saya ternyata dibalik kerinduan dan rasa kangen
kepada saudara-saudara kita akan menumbuhkan suatu motivasi, kekuatan untuk
selalu berusaha memperbaiki diri.
Ya, saat kerinduan dan rasa kangen
itu menghampiri, saya akan dibawa untuk kembali mengingat masa bersama orang-orang
yang saya sayangi. Kebersamaan yang pernah ada itu akan dingatkan kembali
bahkan hal-hal yang dilalui bersama itu akan muncul dalam benak kita.
Nasehatnya, leluconnya bahkan saat orang marah pun akan teringat saat itu.
Ketika saya rindu dan kangen sama
bapak ibu, kakakku di Dobo mendorong saya untuk menghubungi beliau, dan mengingatkan
saya akan nasehat-nasehatnya. Begitu juga dengan Pak Agus yang sudah anggap
sebagai Bapak bagi Etoser. Beliau selalu memberi motivasi lewat
wejangan-wejangan di setiap ketemu dengan beliau. Kerinduan dan rasa kangen itu
akan mendorong saya untuk memperbarui semangatku selalu, tak lelah untuk selalu
memperbaiki diri. Mengajak saya untuk selalu berdialog dengan diri sendiri,
agar motivasi dan semangat itu selalu tumbuh dalam diri saya. Motivasi terbesar
adalah dari diri kita sendiri. Tetapi kadang kalanya kita butuh motivasi orang
lain.
Kerinduan
dan rasa kangen kepada Allah swt pun akan mendorong kita untuk selalu
bersemangat dalam beribadah, walaupun dalam kondisi apapun. Semangat beribadah
akan meningkatkan ruhiyah kita. Ruhiyah yang selalu terjaga akan menjaga
semangat kita.