Selasa, April 9

Kisahku

kisahku KESUKSESAN MENGHAMPIRIKU 
Oleh : Saftia wulandari

 Masa yang sulit, saat ku tak bersemangat SMA kelas xii semester 6, tepatnya bulan Februari… Dibalik semangatku yang membara, saat itulah ku sangat membutuhkan motivasi untuk kembali bangkit dari tidurku, dari kemalasan dalam diriku yang selalu mengiring setiap aktivitasku. SeJak Januari aku mulai merasakan akan hal itu. Bulan-bulan yang seharusnya aku gunakan semaksimal mungkin untuk menyiapkan ujian nasional. Tetapi aku malah sedikit tak memiliki motivasi lebih untuk itu. Sesuatu yang membuat hati ini seperti tertutup awan hitam. Semua itu penyebabnya hanyalah sesuatu yang sepele. Ya sangat sepele…  
“Kalian itu sekolah di SMA itu dipersiapkan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, buat apa sekolah SMA tidak melanjutkan, kalian dituntut untuk melanjutkan.” Itulah kata-kata dari seorang guruku yang membuat hati ini ciut. Setiap hari menjelang tidur aku selalu teringat akan kata-kata yang diucapkan Bapak Guru ku. Memang kata-kata itu pedas, tapi di balik kata-kata itu tersimpan sebuah motivasi. Tetapi untukku itu adalah sebuah tantangan walaupun sangat perih untukku. Karena saat itu aku masih seperti tertutup awan hitam yang tak dapat berpiKir jernih, aku selalu bersedih saat menjelang tidur…   

Muncul dalam pikiran ku, benar juga apa yang dikatakan BapAk guru bahwa SMA harus melanjutkan.  Selain hal itu, aku selalu bersedih ketika Bapak Guru dan teman-teman menanyakan besuk lulus mau melanjutkan kemana. Itu adalah pertanyaan yang sangat aku benci saat itu,. Membuat aku terdiam, termenung. Dan mungkin menyendiri. Disaat aku seperti ini apa yang harus aku lakukan? Saat bunga itu mulai bermekaran Bingung, cemas, sedih, selalu menghampiriku di hari-hariku. Aku mencoba untuk menghilangkan semua itu, tetapi aku tak tau harus berbuat apa. Akhirnya tepat di akhir bulan Februari aku mengikuti halaqah bersama teman-temanku, bersama murobiyahku mb Tika. Beliau memberiku banyak nasehat dan semangat. Banyak yang q dapat dari beliau. “Semua pasti ada jalannya. Jangan menyerah dik. Hadap smua ini dengan kesabaran dan ketabahan.” Itulah kata-kata yang masih aku ingat. Sebuah nasehat yang membuat hati ini tenang.  Saat bermekarnya semangat dalam hati ini, aku diajak teman-teman reflesing kesuatu tempat. Akku bersama-sama pergi kepameran buku. Ya, Solo Islamic Book Fair 2009 di Goro Assalam Hypermarket.tepatnya bulan Maret. Saat aku berjalan menyusuri, menghampiri setiap stand yang ada disitu. Aku terhenti oleh sebuah stand. Lupa nama standnya…. 

Pandanganku tertuju pada satu tumpukan buku motivasi yang ada didepan ku. Buku berukuran 11,7 x 20 cm dengan tebal halaman 300 halaman. Kuning hitam itu warna covernya. Aku baca judul pada cover depan “ZERO TO HERO, Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa”  karya Bang Solikhin Abu Izzudin. Saat itu pun aku teringat pernah ada teman yang bercerita tentang buku itu. Aku ambil buku itu dan aku baca buku cover belakang buku itu, membuat bulu kudup berdiri dan hati bergetar.   “Ini bukan sekedar “buku cerita” tentang prestasi manusia. Bukan sekedar bacaan hiburan pelepas kepenatan. Bukan sekedar kumpulan dan nukilan. Kami gali dari khazanah yang terpendam, merangkai yang tercecer, menyusun yang terbengkalai, merawat yang dianggap remeh dan menyuguhkan menjadi sebuah “kekuatan dahsyat” untuk menggugah dan mengubah diri menjadi pribadi luar biasa.” Dahsyatkan Dirimu! Zero to Hero! Mendahsyatkan pribadi biasa menjadi luar biasa! Sebuah paragraf yang membuat aku terdorong untuk membaca buku yang berharga Rp 30.000,- uang hasil tabunganku. Aku mulai membuka dan membaca lembar demi lembar buku itu. Aku meresapi kata demi kata yang sangat menyentuh hatiku. Kisah yang bermula Ujian Nasional telah di depan mata. Bulan Maret saat aku mulai semuanya dengan semangat yang tinggi. Aku menjalani aktivitasku dengan ikhlas dan santai. Santai tapi pasti. Itu yang aku harapkan. Berbagai persiapan telah aku lakukan dengan matang. Persiapan jasmani dan rohani telah aku persiapan.  Mulai dari belajar kelompok, sering berlatih soal-soal sampai meminta jam tambahan matapelajaran. Meminta doa restu mamak dan bapak itu adalah wajib buatku.  

Suatu hari aku ngobrol sama mamak dan bapak.  “Mak, nyuwun doa restune badhe ujian nasional”, pintaku. “Iyo nduk, mugo-mugo lancar, diwenehi kemudahan, bijine apik lan lulus. Bubar iku ndang golek kerjo”, jawab mamak dengan mengusap kepalaku, menghelai rambutku. Aku tersenyum dan senang akan hal itu. Tetapi hal yang tak aku suka dari kalimat yang mamak katakan adalah “ …Bubar iku ndang golek kerjo” . Dalam benakku itu sesuatu yang sangat aku benci.   “Saftya badhe kuliah Mak,!” , jawabku dengan sedikit lantang. “Kuliah ki ragate ko ngendi tho nduk! Mak’e Pak’e wis tuwo, mase wis podo dhuwe kabutuhan dhewe-dhewe”, kata Mamak. “Tapi Mak, kuliah iku penting, masalah rezeki iku sing ngatur Gusti Allah. Mak’e  lan Pak’e dongake mawon”, balasku dengan senyuman manisku. Aku ingat akan isi dari buku yang pernah aku baca. Ini adalah kutipan yang tertanam dalam diriku dari buku “Zero to Hero”: “Kemampuan kita terbatas? Itu bukan masalah! Sebab bila di tengah keterbatasan itu kita nmampu mandahsyatkan diri untuk meraih prestasi tinggi, itulah kepahlawanan sejati. Zero to Hero!”. Seuntai kalimat dari Pak Anis Matta yang juga menggugah hatiku “Berprestasi di tengah keterbatasan adalahsebuah kepahlawanan dalam bentuk lain”.  Aku berusaha untuk selalu meyakinkan Mamak dan Bapak. Aku akan tunjukkan kalau suatu saat nanti anakmu ini akan menjadi orang besar. 

 Sebelum ujian nasional aku sudah mencari link-link, informasi tentang beasiswa. Ya beasiswa adalah salah satu jalan keluar bagiku untuk mengubah kondisi keluarga. Sukses dan membahagiakan orang tuaku. Langkah pertama aku memberanikan diri untuk mengikuti PPMB 2010 ITB  tingkat Daerah di Magelang program beasiswa ITB untuk semua. Walaupun awalnya muncul dalam benak ini “Apakah aku bisa?”. Tetapi dengan motivasi dorongan yang kuat dari orang-orang terdekat aku berani untuk melangkah. Subhanallah muncul dari bibirku ketika aku berhadapan dengan peserta yang bersal dari berbagai daerah. Aku mulai grogi. Aku seperti terkecil disitu. Tetapi lambat laun aku mulai optimis dan menghindari kegrogian yang menyerang diriku saat itu. Aku akan tetap  berusaha dan menunjukkan yang terbaik untuk orang tua aku dan orang-orang terdekat ku. Aku kan tunjukkkan itu.  Pengumuman kelolosan diumumkan beberapa minggu kemudian. Tanggal 10 April 2010 (kalau tidak salah, lupa oi..) pengumuman telah dibuka. Kubuka website ITB, dan dengan hati yang agak kecewa dan sedih aku membaca “ANDA BELUM KETERIMA MENJADI MAHASISWA ITB”. Itu sesuatu yang membuat aku sedikit loyo, tidak bersemangat, down dan lainnya. Tetapi suatu hari aku membaca buku "Zero To Hero” bab Mereka pun Pernah Gagal. Bang Solikhin mengatakan bahwa kegagalan dan kesuksesan adalah dua sisi mata uang yang saling malengkapi. Orang ingin sukses harus tahu bahwa ada saat-saat kegagalan. Yang penting bukan sekedar mencari jalan sukses, tetapi juga mengerti “apa yang menyebabkan kegagalan.” Bukan meratapi mengapa ini terjadi, tetapi berpikir apa yang harus dilakukan untuk mengatasi dan mengantisipasi. Ya, apa yang menyebabkan kegagalan? Aku gagal karena aku kurang persiapan dan tidak menggunakan waktu yang ku punya dengan baik, dengan seefektif dan seefisien mungkin. Aku belum memahami akan sebuah momentum adalah waktu untuk berprestasi. Aku percaya akan pepatah “Kegagalan adalah awal dari sebuah kesuksesan”. Aku akan tetap berjuang untuk mencapai cita-citaku, mimpi-mimpiku akan aku kejar.  Kegagalan yang aku alami ini merupakan suatu awal yang baik bagiku untuk lebih bersemangat lagi untuk menjadi lebih baik dan lebih yakin untuk sukses di masa depan.   Kondisi yang membingungkan Hari berganti hari, bulan berganti bulan Ujian Nasinal sudah selesai. Aku yakin pasti lulus engan nilai yang memuaskan. Ujian kelar tetapi aku harus masih memikirkan aku besuk mau kemana, mau kuliah dimana?  
Seiring kebingungan menemaniku hela nafasku, aku mencoba untuk mencari reflesing dan browsing ke warnet. Aku coba-coba membuka web beasiswa. Alhamdulillah, aku menemukan beasiswa yang cocok untukku. Beasiswa itu juga pernah di tawarkan tetangga kepadaku, mb uswah. Beasiswa itu adal;ah BEASTUDI ETOS dari Dompet Dhuafa.  Aku mangajak temanku, Ina untuk mencoba mengirimkan berkas-berkas yang diperlukan beasiswa tersebut. Tahap pertama telah aku lalui bersama temanku dengan lancar dan Alhamdulillah lolos test administratif. Tahap kedua kita harus wawancara ke Semarang. Aku dan temanku dengan modal yang dibilang nekad berangkat ke Semarang.  Tahap selanjutnya adalah home visit. Penentu keterima tidaknya adalha hasil SNMPTN. Aku lalui semua tahapan seleksi Beastudi Etos dengan lancar dan senyuman.   SNMPTN itu adalah hal yang membuat aku harus selalu meminta pertimbangan dari orang-orang terdekatku. Berbagai masukan diberikan kepadaku. Sholat istikharah juga telah aku laksanakn untuk menentukan pilihanku mana yang terbaik untukku dan keluargaku serta orang-orang sekitarku. Ya. Pengumuman Snmptn juga menentukan akan pilihan ku.. Aku melihat nilai Ujian Nasional, baik tetapi kurang memuaskan. Oke, aku memutuskan universitas mana yang akan aku tempuh dan fakultas mana yang akan membawa ku kepada kesuksesan besar. Sejak dulu tidak ada pikiran akan daftar di  Universitas Diponegoro, Semarang. Tetapi saat itu aku memutuskan untuk menimba ilmu di pusatnya Jawa Tengah, yaitu Semarang. Aku menjatuhkan pillihan pertama Fakultas Kesehatan Masyarakat dan pilihan kedua Peternakan. Aku lalui Snmptn dengan swenyuman manis. Aku yakin akuan lolos Snmptn. Saat itu bermunculan dalam pikiranku akan mimipi-mimpi baruku. Aku yakin akan kekuatan mimpi. Aku ingat apa yang ditulis Bang Solikhin bahwa Haqaa-iqul ahlaamul amsi, wa ahlmul yaumi haqaa-iqul ghadi kenyataan hari ini adalah mimpi kemarin, dan mimpi hari ini adalah kernyataan esok hari. (Hasan Al Banna). Yehh…. Pegumuman Smnptn. Aku tidak melihat sendiri pengumumn Snmptn yang terupdate. Aku meminta Abangku untuk melihatkan akan pengumuman snmptn tersebut di internet. Berbagai perasaan menghampiriku, khawatir, takut, senang, bingung menjadi satu. Aku diberitahu teman aku lolos Snmptn. Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Swt aku panjatkan. Sujud syukur melengkapi akan rasa syukurku. Terselip dalam benak ini sebuah pertanyaan, “Aku ketrima Snmptn, bagaimana aku membiayai kuliah ku ini?” Pertanyaan itu tiba-tiba muncul dan membuata aku bertambah bingung. Abangku selalu bilang, “Insyaallah bisa, rezeki itu yang ngatur Allah Swt. Allah swt memberi rezeki kepada hambaNya datangnya tidak terduga-duga.” Hal itu membuat aku tidak patah semangat.  Keterima Snmptn tak cukup buat ku. Aku masih berharap akan mendapatkan beasiswa Beastudi Etos. 
Hari berganti hari aku menunggu pengumuman akan beasiswa tersebut, tetapi belum kunjung datang menghampiri telingaku. Pembayaran uang masuk perguruan tinggal sebentar lagi., tetapi aku belum mengambil keputusan. Apakah aku akan melepaska UNDIP atau akan aku lanjutkan perjuanganku.  Putus asa manghampiriku Cring….. bunyi message alert tone ku pagi pukul 06.00. Aku membuka sms, dari Panitia Beastudi Etos. Aku membacanya, dan kuucapkan Alhamdulillah aku keterima. Sebuah anugrah terindah  yang Allah berikan kepada hambaNya. Siang hari, pikiran ku sedang kacau, karena 2 hari lagi pembayaran ditutup. Aku merasa seperti telur diujung tanduk. Sms panitia etos tidak dibalas, telepon tidaka diangkat. Aku seperti ingin putus asa. Putus asa itu menghampiriku sesaat. Aku telep[on Abangku, apa yang harus aku lakukan.  “Kalau memang dari beastudi etos belum memberikan informasi jelas, mendingan tahun depan mencoba lagi di ikatan dinas.”, nasehat Abangku saat aku telepon. Aku juga mendapatkan saran dari mb uswah. Beliau menmelpon aku, “Nduk, jangan menyerah begitu saja, Allah memiliki cara tersendri untuk memberikan rezeki kepada hambanya. Kamu keterima di Peternakan tidak jadi masalah. Masa depan kita itu semua sudah diatur Allah SWT. Diambil aja, masalah biaya masuk insyaallah bisa bantu.” Aku benar-benar dalam ambang keputus asaan. Aku terlanjur konfirmasi ke pihak etos akan membatalkan pengajuan beasiswa tersebut. Saat-saat aku dalam keadaan terjepit seperi ini aku ingat akan kata-kata Bang Solikhin bahwa keterbatasan, kekurangan, kegagalan. Kemasalan bukan masalah. Bagaimana di tengah keterbatasan itu kita dapat mendahsyatkan  diri agar lahir prestasi yang tionggi. Aku mencoba untuk mengintropeksi diriku. Aku sadar akn semua  ini bahwa aku diterima di Fakultas Peternakn dan diterima Beastudi Etos adalah pemberian Allah swt yang terbaik untuk ku. Aku harus mensyukuri semua yang Allah berikan untuk ku. Pemberian yang tak terkira 

Kring….. hp ku berbunyi ,mb uswah telepon.  “Nduk, besuk bisa tidak bisa berangkat ke Semarang. Semua sudah beres insyaallah”, suara mb uswah diseberang. “Iya mb. Alhamdulillah. Terima kasih mb”,jawabku semangat. Aku sangat senang sekali, sujud syukur aku panjatlkan kepada Allah swt. Allah mempermudah jalan hambaNya. Keesuk harinya aku berangkat dan mengurus semua yang berkaitan dengan verifikasi. Sebuah mimpi yang telah aku impikan sejak dulu untuk bisa kuliah, melanjutkan pendidikan jenjang tinggi.     Kesuksesan yang kan berlanjut  
Sekarang aku telah berdiri disini. Ya disini, di jalan menuju  kesuksesan. Kesuksesan yang kan membawa perubahan besar, Menjadi seorang yang luar biasa. Menulis ini adalah salah satunya untuk bisa menjadi luara biasa bagi diri ku sendiri, orang tua dan orang disekitar kita. Tetap semangat dan tetap dahsyatkan dirimu! Zero to Hero! Mendahsyatkan pribadi biasa menjadi luar biasa.  Allahu akbar…………    

 Kisah ini untuk diikutsertakan dalam Lomba Kisah Menggugah Pro-U Media 2010 di http://proumedia.blogspot.com/2010/10/lomba-kisah-pendek-menggugah-pro-u.html

Semangat Entrepreneur Muda

Pagi itu,,, membangkitkan semangat Enterpreneurku....

Pertemuan sebagian dengan The Master dengan Pak Sis pagi ini, membuka pikiranku. 
Beliau memberi motivasi tentang Entrepreneur. Ya, Entrepreneur memang saat ini sedang digeluti banyak orang. Mungkin saat ini bekennya berwirausaha. 
Kata-kata yang diulang-ulang dan nancep di benakku, adalah 
"Jiwa Entrepreneur itu tidak tumbuh sendirinya dalam diri kita, ia harus diasah dan harus banyak belajar tentangnya" 
Jiwa Entrepreneur itu akan muncul k
etika kita sudah jatuh bangun di usaha kita. Dan kita tak kan kapok dengan kegagalan kita. 
Setelah di pikir2 benar juga. And well,,,, sekarang akan ku mulai petualangan ku tuk belajar tentang Entrepreneur, tuk bisa memiliki jiwa entrepreneur. 

Selamat belajar kawan....