Berguru pada Kegagalan
Salah satu rahasia kesuksesan adalah tidak takut pada
kegagalan. Karena kegagalan adalah cermin untuk memperbaiki diri dan jembatan
untuk menuju sukses. Kegagalan membuat manusia menjadi matang dan besar, sebab
kegagalan akan menjadi bahan kajian dalam membenahi diri. Kegagalan tidak akan
bermakna, bila dijadikan tumbal dalam menitai nasib. Inilah kesalahan yang
sering dilakukan seseroang. Akibatnya mereka pesimis dan putus asa. Berserah diri,
atau menyerahkan segalanya pada Yang Menentukan Nasib.
Bagi orang lemah, kekalahan atau kegagalan adalah racun yang
mematikan. Bagi orang perkasa, kegagalan adalah tangga menuju kemenangan.
Falsafah ini dipakai oleh Napoleon, "begitu aku mengalami kekalahan, maka
aku akan mendapatkan cara meraih kemenangan." Ini membuat Napoleon menjadi orang besar,
dicatat oleh sejarah dunia. Napoleon sering dijadikan bahan inspirasi dalam
meraih harapan.
Falsafah ini
juga ada di Asia, "habis gelap terbitlah terang. Dalam kebencian terdapat
kesenangan, dalam keputusasaan terkandung banyak harapan." Ajaran ini
menunjukkan bahwa, orang Asia mempunyai semangat maju seperti manusia Barat
yang telah menyatakan diri sebagai manusia modern. Melakukan perubahan terhadap
peradaban dunia. Terbukti, sebagai wakil Asia, kini Jepang, Korea Selatan dan
Cina, sudah menjadi raja kecil dalam percaturan ekonomi dunia.
Selain
belajar pada kegagalan, ada hal lain yang perlu diperhatikan untuk mencapai
sukses, yaitu sabar dan konsisten. Orang Bering salah paham dalam mengartikan
sabar dan konsisten. Akibatnya salah berperilaku, menjadi malas, pasif, pasrah
pada takdir, dan mau hidup di bawah segala kezaliman. Perlu disadari,
kesabaran, ketabahan dan konsisten adalah kunci kebahagiaan dan kesuksesan.
Sedangkan malas dan pasif, adalah kunci kegagalan.
Keterlambatan
sukses, bukan berarti gagal menggapai sukses. Dalam kasus ini, kita bisa
belajar pada semut yang berada di atas batu, ingin naik ke tiang lampu di
pinggir jalan. Walaupun kecil, tapi mempunyai semangat yang kuat. Menelusuri
jalan panjang, naik turun, menahan licinnya tiang, dan jatuh. Tapi tetap
bersemangat, untuk naik ke atas tiang lampu. Dan karena konsisten, sang semut
sampai juga di atas tiang lampu.
Belajar
Dari Kegagalan.
Semua kejadian buruk dan baik mempunyai hikmah, begitu juga dengan kegagalan.
Kegagalan akan bermakna seandainya kegagalan tersebut dijadikan panduan. Bercermin.
Selain sebagai ilmu, kegagalan juga bisa menjadi cermin tempat berkaca dan
mengevalusi diri atas tindakan yang telah dilakukan. Kesempurnaan itu hanya
bisa ditata, jika manusia sering melakukan evaluasi. Mengubah Pola. Meninggalkan sistem kerja lama,
menggantikan dengan membuat sistem baru. Sistem yang sesuai dengan perencanaan
dan target. Tidak sedikit perusahaan mengalami kegagalan, karena bertahan pada
sistem lama, padahal zaman terus berubah. Belajar pada
Senior. Belajar dari
teman yang pernah mengalami kegagalan, karena mereka lebih tahu cara untuk
mengatasi kegagalan. Input dari berbagai sumber, akan memudahkan diri dalam
mencari kesempurnaan. Sabar. Kesabaran membuat orang menjadi lebih yakin
terhadap perubahan. Karena perubahan merupakan proses yang membutuhkan waktu.
Bisa lama, bisa singkat, tergantung beban persoalan dan kejeniusan seseorang
dalam menyelesaikan permasalahan.