Kampus,
Penggebrak Gerakan Antikorupsi
by: Saftia Wulandari
A
|
khir-akhir ini
Indonesia selalu dihadapkan dengan kasus korupsi. Masalah korupsi
hangat-hangatnya dibicarakan publik,terutama di media massa baik lokal maupun
nasional. Berdasarkan data Transparency Internationla Indonesia menempatkan
Indonesia dalam masalah korupsi adalah peringkat 100 dari 183 negara pada 2011
dalam Indeks Persepsi Korupsi. Banyak orang mengatakan bahwa di Indonesia
korupsi sudah berurat berakar, mendarah daging.
Korupsi adalah “benalu sosial” yang merusak struktur
pemerintahan, dan menjadi penghambat utama terhadap jalannya pemerintahan dan
pembangunan pada umumnya. Korupsi adalah produk dari sikap hidup perorangan
maupun suatu kelompok masyarakat yang memakai uang sebagai standard kebenaran
dan sebagai kekuasaan mutlak (Erika Revida).

Korupsi dijadikan
tradisi untuk menambah penghasilan yang kurang dari pejabat pemerintahan dengan
upeti dan suap, bahkan tidak hanya untuk menambah penghasilan tetapi juga untuk
menambah kekayaan. Hal penting yang menjadi penyebab praktek korupsi di
Indonesia adalah sikap mental pegawai atau pejabat yang ingin cepat kaya dengan
cara yang tidak halal, tidak adanya kesadaran dari pribadi-pribadinya,
rendahnya moral bangsa kita.
Semakin maraknya korupsi di Indonesia, mendorong
pemberantasan korupsi. Namun sampai saat ini pemberantasan korupsi di Indonesia
belum menunjukkan titik terang melihat peringkat Indonesia dalam perbandingan
korupsi antar negara yang tetap rendah. Pemberantasan korupsi masih sulit
dilakukan baik korupsi dalam skala kecil maupun skala besar, di daerah hingga
pusat. Misalnya kasus mafia pajak Gayus Tambunan, skandal Bank Century,
Hambalang.
Walaupun akhir-akhir ini memang KPK bertindak tegas dan
gencar membongkar kasus-kasus korupsi di Indonesia, seperti kasus korupsi Al
Quran, kasus suap Bupati Buol, hingga kasus
terbaru impor sapi LHI (yang belum 100% terdakwa). Namun, semua itu tak
berarti dapat meningkatkan kepercayaan publik bahwa kasus korupsi akan tuntas
di tangani oleh pemerintah.
Kasus korupsi memang secara struktur ditangani oleh KPK,
tetapi tak ada salahnya bila semua warga masyarakat ikut bergotong royang untuk
memberantas korupsi. Tidak hanya yang menjadi pejabat saja yang bisa
memberantas korupsi tetapi kita mahasiswa, masyarakat juga bisa memberantas
korupsi walaupun hasilnya mungkin tidak terlihat.
Mahasiswa adalah harapan bangsa ini. Mahasiswa adalah
pemuda yang selalu berpikir kritis dan selalu berpikir sebelum bertindak.
Mahasiswa bisa mengambil peran dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.
Memulai pergerkan dari dunia kampus. Gerakan antikorupsi yang digawangi oleh
mahasiswa dapat berdampak positif bagi kalangan mahasiswa lainnya. Mahasiswa
yang disebut-sebut sebagai “agent of
change” agen perubahan yang bisa merubah bangsa Indonesia ini menjadi lebih
baik. Dari mahasiswa kita bisa membentuk mental yang kuat. Bisa meningkatkan
kesadaran bangsa ini, karena mahasiswa mudah untuk diarahkan.
Gerakan
antikorupsi yang digencarkan di dunia kampus tidak menyoroti bagaimana
kebijakannya, tetapi lebih mengarah ke pembentukan “character building”. Pembentukan karakter jelas akan memberikan
dampak yang lebih dari sekedar tindakan, tetapi juga moral dan karakter harus
diterapkan. Melalui “character building” yang sering digencarkan oleh dunia
kampus akan membentuk karakter mahasiswa yang diharapankan oleh bangsa ini.
Walaupun kadang dengan “character
building” kita tidak menyadari bahwa pembentukan karakter itu juga akan
memberikan efek yang luar biasa bagi mahasiswa kelak nanti.
Selain
“character building” juga ada gerakan mentoring. Mentoring tidak beda jauh dengan “character building”. Melalui
mentoring, jiwa dan hati kita dibentuk untuk selalu mempunyai jiwa yang bersih,
jauh dari kenistaan dan kemungkaran. Mentoring yang tiap minggu sekali akan
selalu mengupgrade diri kita tentang kebersihan hati. Kasus korupsi sering
terjadi karena kotornya hati. Jarang kalo orang yang beriman dan bersih hatinya
terkena kasus korupsi, kalau bukan karena di fitnah. Karena kasus korupsi
banyak disebabkan karena adanya sikap kesadaran dan mental kita yang rendah.
Maka dari itu, sikap kesadaran dan mental kita dapat kita upgrade manakala
kararter kita baik dan selalu bersih hatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar