Ketika ada pemadaman listrik dan masalah listrik di
sekitar kita, tanpa berpikir panjang, PLN selalu hadir di benak kita. Ya, PLN
adalah sebuah perusahaan persero di bidang kelistrikan. PLN akan selalu menjadi
tokoh utama suatu agedan ketika dihadapkan dengan masalah energi listrik.
Dewasa ini, listrik menjadi suatu bahasan di masyarakat. Hal ini dikarenakan bahwa beberapa daerah masih mengalami krisis energi listrik. Krisis energi listrik berupa pemadaman bergilir selama beberapa jam. Sebuah blog menyebutkan saat ini masyarakat di Sumatera Barat sedang mengalami krisis energi listrik. Selain itu, kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) juga menjadi bahasan hangat di masyarakat. Masyarakat sudah hangat dengan bahasan tentang masalah listrik. Lantas apakah semua masyarakat memikirkan akan solusi akan hal yang telah menimpa mereka? Belum tentu, jawaban ini banyak kita jumpai di masyarakat ketika melakukan survey langsung ke lapangan.
Saya sebagai mahasiswa, sebagai agen of change, harus memiliki suatu gagasan untuk untuk mengatasi masalah yang ada di masyarakat. Seperti halnya tentang energi listrik. Energi listrik merupakan energi yang paling banyak digunakan untuk atifitas manusia, mulai dari kepentingan pribadi hingga kepentingan bersama. Sampai saat ini energi listrik sebagian besar dihasilkan dari energi fosil.
Krisis energi listrik, kenaikan TDL merupakan sisi lain dari keberadaan energi listrik yang selalu ditanggapi masyarakat dengan kepanikan yang diwujudkan dalam bentuk demontrasi di berbagai tempat. Kepanikan tersebut seharusnya tidak terjadi ketika masyarakat memahami dan mengetahui solusi untuk menghemat energi listrik. Solusi pemerintah sudah cukup baik yaitu menghimbauan kepada masyarakat untuk membudayakan hemat listrik. Budaya hemat energi selalu didukung oleh kemajuan teknologi sehingga selalu ada peluang untuk mengningkatkan penghematan penggunaan energi. Budaya hemat energi merupakan suatu hal yang harus segera dimasyarakatkan.
Pemerintah berharap ketika masyarakat telah membudayakan hemat listrik akan bermanfaat bagi generasi selanjutnya. Membuat konsumsi energi listrik menjadi berkurang dengan berbagai cara. Seperti yang terjadi sekarang, krisis energi listrik, pemadaman listrik bergilir, karena kurangnya kemampuan pasokan energi listrik. Jika dapat dilakukan penghematan pemakaian listrik sedikit saja setiap hari, energi listrik tidak jadi masalah. Lantas, pertanyaannya? Apakah masyarakat sudah melakukan apa yang menjadi himbauan pemerintah?
Dewasa ini, masyarakat ketika mendapatkan himbauan hanya dilaksanakan sekali dua kali saja. Selanjutnya susah untuk dijadikan kebiasaan. Ya kalau masyarakatnya paham akan hal itu, tidak menjadi masalah. Bagaimana dengan masyarakat lainnya? Yang mungkin masih terbelakang, pengetahuan masih rendah? apakah mereka sudah membudayakan hemat listrik? Apakah pemerintah hanya diam saja?
Sebuah
alternatif yang dapat diterapkan untuk budaya hemat listrik bagi masyarakat
adalah blusukan membudayakan hemat listrik. Kenapa blusukan? Karena dengan
blusukan kita langsung bersentuhan dengan masyarakat. Sosialiasasi budaya hemat
listrik akan lebih diterima dan diterapkan ketika pemerintah (read PLN) terjun
langsung ke masyarakat daripada pemerintah hanya menhimbau lewat
pejabat-pejabat daerah dan media eletronik. Masyarakat akan lebih percaya dan
mengindahkan himbauan ketika pemerintah langsung terjun. Apalagi masyarakat
awam, yang jauh dari peradaban, dan ilmunya masih belum cukup. Blusukan
membudayakan hemat listrik diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada
masyarakat awam untuk terbiasa dan terlatih menggunakan energi listrik secara
hemat.
Mendengar
tidak sama dengan melihat dan melihat tidak sama dengan melakukan. Ajaran
seindah apapun tidak akan ada gunanya jika tidak dilakukan. Membudayakan hemat
listrik akan memberikan manfaat jangka panjang untuk generasi yang akan datang,
untuk kesejahteraan anak cucu kita. Sayangilah listrik anda, berarti anda
peduli anak cucu. Budayakan Hemat Listrik,,,, J